Kompas TV internasional kompas dunia

Putin: AS Tersesat di Alam Khayal, Menganggap Jadi Satu-satunya Penentu Kebenaran di Dunia

Kompas.tv - 5 Oktober 2023, 23:15 WIB
putin-as-tersesat-di-alam-khayal-menganggap-jadi-satu-satunya-penentu-kebenaran-di-dunia
Presiden Rusia, Vladimir Putin, hari Kamis, (5/10/2023) mengungkapkan Amerika Serikat sedang berupaya menegakkan dominasinya yang makin runtuh di seluruh dunia, menyatakan Baratlah yang memicu perang Ukraina karena AS adalah "hegemon" yang menganggap dirinya sebagai satu-satunya penentu kebenaran di dunia. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus
Presiden Rusia, Vladimir Putin, hari Kamis, (5/10/2023) mengungkapkan Amerika Serikat sedang berupaya menegakkan dominasinya yang makin runtuh di seluruh dunia, menyatakan Baratlah yang memicu perang Ukraina karena AS adalah "hegemon" yang menganggap dirinya sebagai satu-satunya penentu kebenaran di dunia. (Sumber: AP Photo)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan Amerika Serikat sedang berupaya menegakkan dominasinya yang makin runtuh di seluruh dunia, dan perang di Ukraina memperlihatkan betapa jauh Barat telah kehilangan kontak dengan kenyataan dan jauh tersesat di alam khayal.

"Kami bukan yang memulai perang di Ukraina seperti yang disebut-sebut. Sebaliknya, kami tengah berusaha untuk mengakhirinya," tegas Putin dalam pertemuan Kelompok Diskusi Valdai di resor Laut Hitam Sochi, seperti yang dilaporkan oleh Straits Times, Kamis (5/10/2023).

Putin menyatakan Baratlah yang memicu perang Ukraina karena AS adalah "hegemon" yang menganggap dirinya sebagai satu-satunya penentu kebenaran di dunia, demikian kata pemimpin Rusia itu.

Selain itu, Putin juga menyoroti bahwa pemimpin-pemimpin Barat telah kehilangan "akal sehat" mereka akibat pandangan yang dianggapnya sebagai "pemikiran kolonial" dari Washington.

Ia juga mengemukakan pertanyaan tentang hak apa yang dimiliki Amerika Serikat untuk menceramahi dan menggurui negara lain. 

Putin juga mengatakan elite-elite Barat selalu memerlukan seorang musuh untuk menjelaskan kebutuhan penggunaan kekuatan dan perluasan melalui perjuangan melawan musuh tersebut.

Putin menjabarkan, keterikatan pada pendekatan berbasis blok dan keinginan untuk mendorong dunia ke dalam kondisi konfrontasi yang berkelanjutan 'kita melawan mereka' adalah warisan yang merusak dari abad ke-20, hasil dari budaya politik Barat dan manifestasinya yang paling agresif.

Baca Juga: Wah, Putin Dilaporkan segera Kasih Indikasi bakal Ikut Pemilu Presiden Rusia 2024

 

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan Amerika Serikat sedang berupaya menegakkan dominasinya yang makin runtuh di seluruh dunia, menyatakan Baratlah yang memicu perang Ukraina karena AS adalah "hegemon" yang menganggap dirinya sebagai satu-satunya penentu kebenaran di dunia. (Sumber: Sergei Karpukhin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

"Barat dan sebagian elitenya selalu memerlukan seorang musuh. Mereka membutuhkan musuh untuk menjelaskan kebutuhan penggunaan kekuatan dan perluasan melalui perjuangan melawannya," kata pemimpin Rusia itu seperti laporan TASS, Kamis (5/10/2023).

Hal ini juga diperlukan untuk menjaga kendali internal dalam sistem hegemoni dan dalam aliansi-aliansi politik, ungkap Putin.

Serangan penuh skala Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 memicu perang yang merusak sebagian besar wilayah timur dan selatan Ukraina, menewaskan atau melukai ratusan ribu orang, dan menyebabkan retakan terbesar dalam hubungan Rusia dengan Barat dalam enam dekade terakhir.

Di sisi Barat, perang tersebut dianggap sebagai kesalahan strategis terbesar Moskow sejak serangan Soviet ke Afghanistan tahun 1979, dan para pemimpin Barat menyatakan niat mereka untuk mengalahkan Rusia di medan perang Ukraina.

Namun, serangan balik Ukraina sejauh ini belum berhasil menghasilkan keberhasilan besar dalam perolehan wilayah, kata Putin

Namun demikian, Putin menyajikan perang tersebut sebagai bagian dari konflik yang lebih besar dengan Amerika Serikat, yang menurut elite Kremlin bertujuan untuk menghancurkan Rusia, merampas sumber daya alamnya yang melimpah, dan kemudian memutar arah untuk menyelesaikan perselisihan dengan China.


 

Mantan mata-mata yang berkuasa di Moskow ini berulang kali memperingatkan tentang risiko konflik antara Rusia dan NATO seiring melemahnya dominasi Barat pasca-Perang Dingin, sementara Rusia berupaya mengatasi keruntuhan Uni Soviet, dan China bangkit menjadi negara adidaya.




Sumber : Straits Times / TASS


BERITA LAINNYA



Close Ads x