Kompas TV internasional kompas dunia

Setahun Usai Peristiwa Mahsa Amini, Polisi Moral Iran Diduga Gebuki Anak 16 Tahun hingga Koma

Kompas.tv - 5 Oktober 2023, 10:14 WIB
setahun-usai-peristiwa-mahsa-amini-polisi-moral-iran-diduga-gebuki-anak-16-tahun-hingga-koma
Foto yang dirilis Hengaw Organization for Human Rights disebut menunjukkan Armita Garawand, anak perempuan Iran berusia 16 tahun yang terbaring koma di rumah sakit usai diduga dihajar polisi moral. (Sumber: Hengaw via Middle East Eye)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Desy Afrianti

TEHERAN, KOMPAS.TV - Seorang anak 16 tahun di Iran mengalami koma usai diduga digebuki oleh polisi moral karena tidak memakai hijab. Anak perempuan bernama Armita Garawand itu diduga mengalami kekerasan oleh polisi moral Iran di sebuah stasiun kereta di Teheran pada Minggu (1/10/2023) lalu.

Peristiwa ini terjadi hanya beberapa pekan usai peringatan setahun tewasnya Mahsa Amini, perempuan Iran yang tewas usai ditahan polisi moral. Kematian Mahsa Amini sempat memicu gelombang protes selama beberapa bulan di Iran.

Hengaw Organization for Human Rights melaporkan bahwa Armita Garawand dirawat di Rumah Sakit Angkatan Udara Fajr dengan penjagaan ketat. Organisasi yang berbasis di Norwegia itu pun merilis foto yang disebut sebagai Armita Garawand sedang terbaring di rumah sakit.

Baca Juga: Polisi Moral Iran Kembali Beraksi, Lancarkan Kampanye Baru di Jalan-Jalan

"Sejak insiden Armita viral, semua media yang terafiliasi negara (Iran) secara sistematis membantah serbuan fisik terhadap gadis muda ini, dan pejabat-pejabat pemerintah mengklaim tidak ada kekerasan fisik yang terjadi," demikian tulis laporan Hengaw dikutip Middle East Eye, Rabu (4/10/2023).

Sementara itu, BBC melaporkan bahwa otoritas Iran menyita semua ponsel keluarga Armita. Otoritas Iran juga disebut sempat menahan seorang jurnalis yang mendatangi rumah sakit.

Organisasi Hengaw menyebut Armita diserang polisi moral karena tidak memakai hijab di stasiun. Sedangkan Radio Zamaneh melaporkan, mengutip seorang sumber anonim, Armita didorong dari kereta oleh "pemaksa hijab" dan "kepalanya mengenai tiang besi."

"(Armita) diserang secara fisik oleh otoritas di Stasiun Shohada karena dianggap tidak mematuhi hijab wajib. Hasilnya, dia mengalami luka parah dan dibawa ke rumah sakit," kata Hengaw.

Hengaw juga mengklaim bahwa mereka mendapat informasi orang tua Armita ditekan untuk menyatakan anaknya tidak mengalami kekerasan. Saat diwawancara media negeri Iran, IRNA, ibu Armita mengaku telah melihat rekaman CCTV dan menyebut apa yang dialami anaknya sebagai "kecelakaan."

"Saya kira tekanan darah anak saya turun, saya tidak terlalu yakin, saya kira mereka mengatakan tekanan (darah) turun," kata ibu Armita dalam video yang dirilis IRNA.

Rekaman CCTV yang beredar sekadar menunjukkan peron saat Armita memasuki kereta bersama dua temannya. Beberapa saat kemudian, salah satu temannya keluar dari kereta dan menunduk, lalu terlihat Armita dibawa keluar dalam kondisi tak sadarkan diri.

Sejumlah warganet Iran menyorot kenapa otoritas terkait hanya merilis video kamera yang menyorot peron. Rekaman dari dalam kereta dan pintu masuk stasiun tidak dirilis.

Baca Juga: Otoritas Iran Tahan Ayah Mahsa Amini saat Peringatan Satu Tahun Kematian Putrinya



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x