Kompas TV internasional kompas dunia

Epidemiolog Sebut Virus Nipah Patogenik, Berpotensi Timbulkan Pandemi, Bisakah Menular ke Indonesia?

Kompas.tv - 15 September 2023, 19:45 WIB
epidemiolog-sebut-virus-nipah-patogenik-berpotensi-timbulkan-pandemi-bisakah-menular-ke-indonesia
Tenaga kesehatan mengumpulkan sampel darah kambing untuk dites setelah seorang anak laki-laki 12 tahun meninggal dunia karena virus Nipah di Kozhikode, negara bagian Kerala, India, Selasa, 7 September 2021. (Sumber: AP Photo/Shijith. K)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Gading Persada

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Wabah virus nipah belakangan ini terjadi di negara bagian Kerala, India hingga menyebabkan sekolah-sekolah ditutup dan ratusan orang dites. Virus nipah sejauh ini dilaporkan telah menewaskan dua orang dan membuat seorang anak mesti dirawat di rumah sakit di Kerala.

Virus nipah sendiri adalah virus yang dapat menular ke manusian melalui kontak langsung dengan cairan tubuh hewan kelelawar atau babi yang terinfeksi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kalong dari famili Pteropodidae adalah inang alami dari virus nipah.

Meskipun umumnya menular dari hewan ke manusia, virus nipah juga dapat menular melalui makanan yang terkontaminasi atau via penularan manusia-ke-manusia.

Baca Juga: Tewaskan 2 Warga India, Apa Itu Virus Nipah? Kenali Gejala dan Cara Penularannya di Sini

Epidemiologi dari Univeristas Griffith Australia, Dicky Budiman menyebut virus nipah tergolong sangat patogenik dan berpotensi menyebabkan pandemi. Potensi ini semakin besar karena belum ditemukan vaksin atau obat untuk infeksi virus nipah.

Kendati demikian, Dicky menyebut potensi virus yang kini menyebar di Kerala itu masuk ke Indonesia masih jauh. Meskipun kemungkinannya kecil, potensi tersebut masih ada.

"Potensinya untuk menyebar saat ini masih jauh. Namun, untuk di Kerala saat ini semakin serius," kata Dicky, Kamis (14/9/2023).

Dicky menambahkan, negara-negara di Asia Tenggara secara umum berpotensi menghadapi virus nipah. Virus ini sebelumnya pertama kali dideteksi di Malaysia pada 1998 silam.

"Sebetulnya potensinya di ASEAN untuk terjadinya nipah virus ada, karena kelelawar buah di wilayah kita ada," kata Dicky.

Dicky pun menilai kemampuan Indonesia untuk menginfeksi infeksi baru masih lemah. 

"Titik lemah kita sebagai negara yang luas, kaya akan alam liarnya. Apalagi, virus nipah bisa ditularkan dari manusia ke manusia," katanya sebagaimana dikutip Kompas.com.

Penjagaan di perbatasan perlu dikuatkan

Untuk mengantisipasi penyebaran virus nipah, Dicky menyebut pemerintah harus menguatkan penjagaan di pintu-pintu masuk. Ia menilai mekanisme pengecekan dan isolasi penting untuk dilakukan.

"Kalau ada orang yang dideteksi sensor demam maka harus dicek, ada gejala lain nggak pada tubuhnya. Kemudian, dipastikan orang tersebut berasal dari negara mana serta dicek apakah orang tersebut memiliki kelainan di kulit atau tidak," kata Dicky.

"Mekanisme isolasi harus dijaga keberadaannya, fungsi, dan konsistensinya," lanjutnya.

Lebih lanjut, Dicky menyampaikan perlu ada kontrol terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan agar lebih mawas terhadap kejadian wabah. Ia mengingatkan bahwa virus nipah memiliki karakteristik sebagai virus yang bisa menyebabkan nosokomial alias sebarannya dapat erjadi di fasilitas kesehatan.

Baca Juga: Menkeu dan Menkes se-ASEAN Sepakat Perluas Penggunaan Dana Pandemi, Bukan Cuma untuk Covid-19


 



Sumber : Kompas TV/Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x