Kompas TV internasional kompas dunia

Banyak Negara Kecam Israel Setelah Serangan Brutal ke Palestina, Dapat Memicu Kekerasan Lainnya

Kompas.tv - 4 Juli 2023, 09:47 WIB
banyak-negara-kecam-israel-setelah-serangan-brutal-ke-palestina-dapat-memicu-kekerasan-lainnya
Demonstran Palestina mengibarkan bendera nasional, sedangkan demonstran lain membakar ban dalam protes terhadap serangan militer Israel di kota Jenin, Tepi Barat, di sepanjang pagar perbatasan dengan Israel, timur Kota Gaza, Senin, 3 Juli 2023. Israel menyerang sasaran di sebuah kubu militan di Tepi Barat yang diduduki dengan drone Senin pagi dan mengerahkan ratusan tentara di daerah itu. Pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya delapan warga Palestina tewas. (Sumber: Foto AP/Adel Hana)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Iman Firdaus

ISTANBUL, KOMPAS.TV – Kecaman keras datang dari berbagai negara untuk mengutuk serangan terbesar Israel ke Palestina dalam 20 tahun terakhir. Mereka juga meminta agar serangan itu segera dihentikan.

Kementerian luar negeri Turki menyuarakan keprihatinannya yang mendalam atas serangan itu. Turki memperingatkan, ketegangan dapat memicu kekerasan lainnya.

Sementara itu, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyebut serangan Israel sebagai kejahatan keji.

Seperti dikutip dari Al Jazeera, Qatar menekankan perlunya komunitas internasional untuk segera bergerak melindungi rakyat Palestina dari pelanggaran Israel yang mencolok.

Jordan mengutuk eskalasi sebagai pelanggaran hukum humaniter internasional, sementara Mesir memperingatkan dampak serius dan meminta aktor internasional untuk campur tangan.

Baca Juga: Sedikitnya 8 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Israel Paling Intens dalam 20 Tahun Terakhir

Utusan PBB untuk Timur Tengah, Tor Wennesland, menggambarkan "situasi itu sangat berbahaya dan menyerukan perlindungan warga sipil".

Di sisi lain, Gedung Putih mengatakan bahwa Amerika Serikat mendukung keamanan dan hak Israel untuk membela rakyatnya melawan Hamas, Jihad Islam Palestina dan kelompok yang mereka sebut sebagai teroris. Namun demikian, Amerika Serikat menyoroti pentingnya perlindungan untuk melindungi warga sipil agar tidak terluka atau menjadi korban.


Kamp pengungsi Jenin telah menjadi sasaran serangan intensif dan berulang oleh pasukan Israel selama dua tahun terakhir.

Di kota Jenin dan Nablus, banyak bermunculan generasi baru pejuang Palestina yang menentang pendudukan militer Israel selama puluhan tahun.

Israel meluncurkan operasi militernya yang paling intens di Tepi Barat dalam hampir dua dekade terakhir, Senin (3/7/2023). Mereka melakukan serangkaian serangan pesawat tak berawak dan mengirim ratusan tentara dalam misi terbuka ke kubu militan. Sedikitnya delapan warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Tindakan keras itu mengingatkan pada taktik militer Israel selama pemberontakan Palestina kedua di awal tahun 2000-an. Peristiwa ini terjadi pada saat ketegangan meningkat karena serangan baru-baru ini terhadap pemukim Israel, termasuk penembakan bulan lalu yang menewaskan empat orang Israel.

Baca Juga: Israel Luncurkan Serangan Terbesar ke Wilayah Palestina, Kamp Pengungsian Jadi Medan Perang

Operasi itu berlangsung di kamp pengungsi Jenin, sebuah daerah di Tepi Barat utara yang telah lama dikenal sebagai benteng militan. Pertempuran itu dimulai tak lama setelah tengah malam, kemudian berlanjut hingga dini hari.

Sepanjang hari, asap hitam mengepul dari jalan-jalan kamp yang padat, lingkungan padat penduduk yang menampung sekitar 14.000 orang. Sementara itu baku tembak terdengar dan drone terdengar berdengung di atas kepala. Buldoser militer membajak melalui jalan-jalan sempit, merusak bangunan saat mereka membuka jalan bagi pasukan Israel.



Sumber : Al Jazeera, Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x