Kompas TV internasional kompas dunia

Rusia: Tidak Ada Rencana Eskalasi Nuklir, tapi Pihak Lain Jangan Coba-coba Menguji Kesabaran Kami

Kompas.tv - 28 April 2023, 13:02 WIB
rusia-tidak-ada-rencana-eskalasi-nuklir-tapi-pihak-lain-jangan-coba-coba-menguji-kesabaran-kami
Presiden Rusia Vladimir Putin. Rusia kembali menegaskan tidak berniat untuk menempuh jalur eskalasi nuklir dalam konfrontasi dengan Barat mengenai Ukraina, namun pihak lain jangan coba-coba menguji kesabaran Rusia. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia kembali menegaskan tidak berniat untuk menempuh jalur eskalasi nuklir dalam konfrontasi dengan Barat mengenai Ukraina, namun pihak lain jangan coba-coba menguji kesabaran Rusia, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova di Moskow hari Kamis (27/4/2023), seperti dilaporkan Arab News.

Rusia selama ini sangat pedas mengkritik pasokan senjata Barat ke Ukraina.

Komentarnya menyusul sejumlah peringatan dari pejabat Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, bahwa dukungan militer Barat untuk Ukraina meningkatkan risiko konflik nuklir yang akan sangat membahayakan.

"Kami melakukan semuanya untuk mencegah perkembangan situasi menjadi yang terburuk, namun bukan dengan merugikan kepentingan fundamental kami," kata Zakharova dalam konferensi pers reguler di Moskow.

"Saya tidak menyarankan siapa pun meragukan tekad kami dan menguji nya secara praktik," ujarnya.

Rusia sangat mengkritik pasokan senjata Barat ke Ukraina dan ekspansi aliansi militer NATO yang semakin dekat dengan perbatasan Rusia.

Baca Juga: Rusia Latih Pilot Belarusia Gunakan Senjata Nuklir Taktis, Situasi Makin Kritis

Perbandingan senjata nuklir dan peluru kendali atau rudal balistik yang dimiliki Rusia saat ini, peluru kendali hipersonik Sarmat, atau Satan 2 di paling kanan. Rusia kembali menegaskan tidak berniat untuk menempuh jalur eskalasi nuklir dalam konfrontasi dengan Barat mengenai Ukraina, namun pihak lain jangan coba-coba menguji kesabaran Rusia. (Sumber: CSIS)

Finlandia, yang berbagi perbatasan panjang dengan Rusia, bulan ini menjadi anggota NATO ke-31, sementara Ukraina sendiri juga ingin bergabung, meskipun menghadapi penentangan dari beberapa negara.

"Mereka (Amerika Serikat) terus dengan sengaja merugikan kepentingan fundamental kami, sengaja menciptakan risiko dan meningkatkan taruhan dalam konfrontasi dengan Rusia...," kata Zakharova.

Mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev, sekutu dekat Putin, awal pekan ini mengatakan dunia "sangat mungkin berada di ambang perang dunia baru".


 

Putin menggambarkan perang 14 bulan di Ukraina, yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus", sebagai pertarungan eksistensial dengan Barat yang agresif dan sombong, dan mengatakan Rusia akan menggunakan semua sarana yang tersedia untuk melindungi dirinya dari setiap penyerang.

Amerika Serikat dan sekutunya mengutuk perang Rusia di Ukraina sebagai perebutan tanah yang bersifat imperialistik.

Ukraina bersumpah untuk berperang hingga semua pasukan Rusia menarik diri dari wilayahnya, dan mengatakan retorika Rusia tentang perang nuklir dimaksudkan untuk menakuti Barat agar membatasi bantuan militer.



Sumber : Arab News


BERITA LAINNYA



Close Ads x