Kompas TV internasional kompas dunia

Jelang Lebaran, Pemimpin Misterius Taliban Muncul ke Publik Lagi, Ungkapkan 'Reformasi' Afghanistan

Kompas.tv - 18 April 2023, 22:20 WIB
jelang-lebaran-pemimpin-misterius-taliban-muncul-ke-publik-lagi-ungkapkan-reformasi-afghanistan
Pemimpin tertinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada. Pemimpin tertinggi Taliban yang dikenal tertutup, Hibatullah Akhundzada muncul ke hadapan publik dengan sebuah pesan yang disiarkan pada Selasa (18/4/2023), beberapa hari jelang Ramadan 1444 H berakhir. (Sumber: Ariana News)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

KABUL, KOMPAS.TV - Pemimpin tertinggi Taliban yang dikenal tertutup, Hibatullah Akhundzada, muncul ke hadapan publik dengan sebuah pesan yang disiarkan pada Selasa (18/4/2023), beberapa hari jelang Ramadan 1444 H berakhir. Akhundzada menyanjung kebijakan Taliban di Afghanistan belakangan ini.

Hibatullah Akhundzada dikenal tertutup dan jarang tampil di hadapan publik atau meninggalkan kediamannya di Provinsi Kandahar, selatan Afghanistan. Akhundzada disebut tinggal dikelilingi sekutu politik dan ulama yang sama-sama menentang hak perempuan untuk bekerja atau mengenyam pendidikan.

Baca Juga: Taliban Larang Perempuan Bekerja di PBB, PBB Sinyalkan Stop Bantuan Kemanusiaan di Afghanistan

Menurut laporan Associated Press, beberapa bulan belakangan, Akhundzada mengambil kebijakan dalam negeri lebih tegas, melarang perempuan mengenyam pendidikan di atas kelas 6 SD dan melarang perempuan bekerja, kususnya di organisasi non-pemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pesan publik Akhundzada disiarkan dalam lima bahasa pada Selasa (18/4), yakni Arab, Dari, Inggris, Pashto, dan Urdu. Dalam pesannya, Akhundzada menyatakan bahwa Taliban telah mengambil "langkah reformasi signifikan" di sektor kebudayaan, pendidikan, ekonomi, media, dan sektor lain.

"Efek intelektual dan moral yang buruk dari pendudukan 20 tahun akan berakhir sebentar lagi," kata Akhundzada.

'Reformasi' tersebut disebut Akhundzada akan membawa rakyat Afghanistan ke "kesejahteraan duniawi, dan setelahnya, kebahagiaan abadi, keberhasilan, dan keselamatan masyarakat."

Usai merebut Kabul pada Agustus 2021 lalu, Taliban berjanji akan menggelar pemerintahan yang lebih inklusif dan moderat. Namun, kebijakan Taliban setelah berkuasa cenderung mengekang kebebasan perempuan dan kebebasan berekspresi.

Peneliti senior Asia Selatan di Wilson Center, Michael Kugelman menyebut pesan Akhundzada kemungkinan menjadi upayanya menyatukan Afghanistan, termasuk faksi-faksi yang berselisih di tubuh Taliban.

"Itu juga menunjukkan penentangan terhadap komunitas internasional. Dengan kata lain, kami (Taliban) tidak butuh kritikanmu dan tidak butuh pemberianmu," kata Kugelman.

Baca Juga: Staf Perempuan PBB Dilarang Bekerja di Afghanistan, Taliban Ingkari Janji?


 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x