Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Kekhawatiran Putin Bakal Terjadi, Sekjen NATO Akui Akan Terima Ukraina di Kemudian Hari

Kompas.tv - 28 Februari 2023, 20:45 WIB
kekhawatiran-putin-bakal-terjadi-sekjen-nato-akui-akan-terima-ukraina-di-kemudian-hari
Ilustrasi. Tentara Ukraina menembakkan sistem artileri Pion ke arah posisi pasukan Rusia di dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, Jumat, 16 Desember 2022. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan bahwa Ukraina akan menjadi anggota aliansi itu di kemudian hari. Stoltenberg menyebut bahwa menjadikan Ukraina anggota NATO akan terjadi dalam "jangka panjang." (Sumber: AP Photo/LIBKOS)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Deni Muliya

HELSINKI, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan, Ukraina akan menjadi anggota aliansi di kemudian hari.

Stoltenberg menyebut, menjadikan Ukraina anggota NATO akan terjadi dalam "jangka panjang."

Ketika menghadiri konferensi pers besama Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin di Helsinki, Selasa (28/2/2023), Stoltenberg menyebut prioritas utama aliansinya adalah memastikan kedaulatan Ukraina sebagai negara merdeka di tengah invasi Rusia.

"Sekutu-sekutu NATO telah bersepakat bahwa Ukraina akan menjadi bagian dari aliansi kami, tetapi itu ada dalam perspektif jangka panjang," kata Stoltenberg dikutip The Guardian.

Baca Juga: PM Inggris Raya Ingin NATO Jamin Keamanan Ukraina, Lipatgandakan Bantuan Senjata

Pada Juni 2021 lalu, sebelum invasi Rusia, Stoltenberg menegaskan Ukraina dapat menjadi anggota NATO dan intervensi Rusia tidak akan berpengaruh.

Namun, pada Februari 2022, sebelum NATO mengambil kebijakan lebih jauh, Rusia meluncurkan invasi berskala besar ke Ukraina.

NATO menjanjikan Ukraina bisa bergabung di kemudian hari ketika KTT NATO di Bukares pada April 2008 silam. 

Ketika meluncurkan invasi, Presiden Rusia Vladimir Putin merujuk kans aksesi Ukraina ke NATO sebagai salah satu alasan.

Putin menyebut ekspansi NATO ke Eropa Timur mengancam Rusia.

Vladimir Putin memakai dalih "demiliterisasi dan denazifikasi" untuk menyerang Ukraina sejak Februari 2022 lalu. 

Baca Juga: Bagaimana Perang Ukraina Jadi Ajang Cari Duit Kelompok Tentara Bayaran



Sumber : Kompas TV/The Guardian


BERITA LAINNYA



Close Ads x