Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Meski Gagal Rebut Kiev di Awal Invasi, Putin Optimistis Kemenangan Rusia di Ukraina Tak Terhindarkan

Kompas.tv - 18 Januari 2023, 22:05 WIB
meski-gagal-rebut-kiev-di-awal-invasi-putin-optimistis-kemenangan-rusia-di-ukraina-tak-terhindarkan
Ilustrasi. Presiden Rusia Vladimir Putin sendirian saat menghadiri kebaktian di Gereja Kristen Ortodoks untuk merayakan Natal, Sabtu (7/1/2023). (Sumber: Mikhail Klimentyev/Russian Presidential Press and Information Office/TASS)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

ST. PETERSBURG, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa kemenangan Rusia di Ukraina "tak terhindarkan". Pernyataan ini dilontarkan Putin ketika pasukannya tengah menggempur timur Ukraina dan disebut berhasil merebut Soledar, kota dekat Bakhmut, titik terpanas pertempuran Rusia-Ukraina saat ini.

Ketika mengunjungi buruh pabrik senjata di St. Petersburg, Rabu (18/1/2023), Putin menegaskan dia "tidak ragu" Rusia akan menang. Sang presiden masih optimistis kendati gagal merebut Kiev pada awal invasi dan pasukannya didepak dari Kharkiv dan Kherson jelang akhir 2022.

Baca Juga: Eks Orang Dekat Putin Sebut Presiden Rusia Khawatir dengan Grup Wagner, Akan Pilih Penerus Tahun Ini

Lebih lanjut, Putin mengeklaim bahwa invasi Moskow ke Ukraina dimaksudkan untuk mengakhiri "perang" di Donbass. Perang saudara itu meletus sejak 2014 ketika separatis pro-Rusia di Donetsk dan Luhansk mengangkat senjata.

"Operasi tempur berskala besar yang melibatkan senjata berat, artileri, tank, dan pesawat dihentikan di Donbass sejak 2014. Apa yang kita lakukan hari ini, sebagai bagian operasi militer khusus, adalah upaya mengakhiri perang ini," kata Putin dikutip The Guardian.

"Ini adalah tujuan operasi kita, melindungi rakyat yang hidup di wilayah tersebut," lanjutnya.

Vladimir Putin pun mengeklaim bahwa wilayah di timur Ukraina adalah "teritori historis" Rusia. Ia juga menyebut invasi ke Ukraina penting untuk mewujudkan "demiliterisasi" dan "denazifikasi."

Klaim "demiliterisasi" dan "denazifikasi" Ukraina santer dilontarkan Kremlin sejak awal invasi. Kiev dan Barat menganggap dalih itu sekadar alasan Rusia melakukan agresi militer ke tetangganya.

Baca Juga: Mendagri Ukraina Tewas dalam Kecelakaan Helikotper di Kiev, Korban Jiwa 16 Orang, Termasuk Anak-Anak


 

 



Sumber : The Guardian


BERITA LAINNYA



Close Ads x