Kompas TV internasional kompas dunia

Populasi China Diperkirakan Mulai Menyusut Tahun 2025, Menyusul Gagal Naiknya Tingkat Kelahiran

Kompas.tv - 25 Juli 2022, 13:18 WIB
populasi-china-diperkirakan-mulai-menyusut-tahun-2025-menyusul-gagal-naiknya-tingkat-kelahiran
Populasi China melambat secara signifikan dan diperkirakan akan mulai menyusut atau berkurang menjelang tahun 2025 (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

HONG KONG, KOMPAS.TV - Populasi China melambat secara signifikan dan diperkirakan akan mulai menyusut atau berkurang menjelang tahun 2025, seperti laporan Global Times mengutip pejabat kesehatan senior Komisi Kesehatan Nasional China.

Data kelahiran yang dirilis hari Minggu (24/7/2022) malam menunjukkan, jumlah kelahiran baru pada 2021 merupakan yang terendah dalam beberapa dekade di beberapa provinsi seperti dilansir Straits Times, Senin (25/7/2022).

Jumlah kelahiran di provinsi Hunan Tengah turun di bawah 500.000 untuk pertama kalinya dalam hampir 60 tahun, Global Times melaporkan.

Hanya provinsi Guangdong selatan China yang memiliki lebih dari 1 juta kelahiran baru, kata pejabat tersebut.

Baca Juga: Dikunjungi Kastaf Gabungan AS, Panglima TNI Singgung Militer China: Beijing Sedikit Lebih Agresif

Presiden China, Xi Jinping ditengah rakyat Uighur di Urumqi, Xinjiang, Rabu (13/7/2022). Populasi China melambat secara signifikan dan diperkirakan akan mulai menyusut atau berkurang menjelang tahun 2025. (Sumber: Li Xueren/Xinhua via AP)

China sedang berjuang untuk membalikkan penyusutan pesat pertumbuhan populasi alami karena banyak anak muda memilih untuk tidak memiliki anak karena faktor-faktor termasuk biaya tinggi dan tekanan kerja.

"Pertumbuhan populasi China diperkirakan mulai menyusut pada 2021-2025," kata kepala urusan kependudukan dan keluarga Komisi Kesehatan Nasional China Yang Wenzhuang, seperti dikutip Global Times.

Perubahan undang-undang China tahun lalu untuk mengizinkan perempuan memiliki tiga anak ternyata tidak membantu.

Beberapa perempuan mengatakan perubahan itu datang terlambat dan mereka tidak memiliki jaminan pekerjaan dan kesetaraan gender yang memadai.




Sumber : Kompas TV/Global Times/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x