Kompas TV internasional kompas dunia

Tak Biasa, China Umumkan Xi Jinping Telah Divaksin Covid-19, Ternyata Ini Sebabnya

Kompas.tv - 24 Juli 2022, 07:23 WIB
tak-biasa-china-umumkan-xi-jinping-telah-divaksin-covid-19-ternyata-ini-sebabnya
Presiden China, Xi Jinping. China mengumumkan Xi Jinping dan sejumlah pejabat China telah divaksin Covid-19. (Sumber: Li Xueren/Xinhua via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Gading Persada

BEIJING, KOMPAS.TV - China mengumumkan Presiden Xi Jinping dan sejumlah pejabat tinggi telah divaksin Covid-19.

Hal tersebut rupanya bukanlah sesuatu yang biasa terjadi di China.

Informasi kesehatan para pemimpin di negara itu sangat jarang diumumkan.

Pengumuman tersebut merupakan bagian dari kampanye untuk meningkatkan vaksinasi Covid-19 di negara itu, khususnya vaksin dosis ketiga atau booster.

Baca Juga: Berbagai Lembaga HAM Dunia Desak Pemerintah Sri Lanka yang Baru Tidak Lakukan Kerasan

Wakil Kepala Komisi Kesehatan Nasional China, Zeng Yixin  mengungkapkan hal itu menunjukkan keyakinan para pemimpin terhadap vaksin China.

Zeng mengungkapkan, para pemimpin negara itu telah mengambil suntikan vaksinasi Covid-19 buatan dalam negeri.

“Ini sepenuhnya menunjukkan bahwa mereka sangat mementingkan pekerjaan pencegahan dan pengendalian epidemi, serta sangat mempercayai vaksin Covid-19 buatan dalam negeri,” ujarnya dikutip dari BBC.

Para pejabat China terus berusaha menambah tingkat vaksinasi, yang dianggap terlalu rendah bagi negara untuk dibuka kembali dengan aman.

China terus mengikuti strategi 'nol-Covid', termasuk pengujian massal, aturan isolasi ketat dan penguncian lokal.

Meski jumlah kematian jauh lebih sedikit daripada di banyak negara lain, pendekatan ini menghadapi penentangan yang terus meningkat.

Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Kirim Pesan Mengharukan ke Joe Biden, Doakan Cepat Sembuh dari Covid-19

Hal itu karena masyarakat dan segi usaha terus menghadapi tekanan pembatasan.

Xi Jinping berulang kali mengungkapkan bahwa tak ada alternatif lain untuk 'nol-Covid'. 


Berdasarkan laporan Universitas John Hopkins, China telah memiliki 2.167.619 kasus, dan 14.647 kematian.

Hal ini jelas jauh di bawah Inggris yang memiliki 23.088.074 kasus, dan 181.398 kematian.



Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x