Kompas TV internasional kompas dunia

Myanmar dan Rusia Teken Lagi Kesepakatan Nuklir

Kompas.tv - 13 Juli 2022, 11:21 WIB
myanmar-dan-rusia-teken-lagi-kesepakatan-nuklir
Junta militer Myanmar dan Rosatom State Corporation menandatangani nota kesepahaman kerja sama energi nuklir (Sumber: News 3)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Purwanto

YANGON, KOMPAS.TV - Junta militer Myanmar dan Rosatom State Corporation menandatangani nota kesepahaman kerja sama energi nuklir saat kunjungan pribadi panglima junta Min Aung Hlaing ke Rusia, seperti dilansir Bloomberg, Rabu, (13/7/2022)

Panglima junta militer Myanmar itu bertemu Alexey Likhachev, Direktur Jenderal Rosatom, di Moskow hari Senin (11/7/2022) dan membahas kerja sama di bidang penelitian ilmiah, produksi farmasi, pertanian, peternakan dan industri serta sektor pangan, dengan memanfaatkan energi nuklir "secara damai", Kementerian Informasi Myanmar mengatakan dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan perincian.

Dalam kunjungannya, Jenderal Min Aung Hlaing juga bertemu dengan Dmitry Rogozin, kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos, dan membahas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan sumber daya manusia.

Baca Juga: Kepala Junta Militer Myanmar Kunjungi Moskow usai Menlu AS Kritik ASEAN, Ada Apa?

Junta militer Myanmar dan Rosatom State Corporation menandatangani nota kesepahaman kerja sama energi nuklir (Sumber: Plataforma)

Bos junta militer itu juga berjanji untuk memperkuat kerja sama teknis militer dengan Rusia selama pertemuan dengan pejabat senior pertahanan Rusia.

Kunjungan Jenderal Min Aung Hlaing ke Rusia terjadi satu minggu setelah Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengunjungi Myanmar untuk pertemuan regional.

Rezim junta militer Myanmar dilaporkan telah membunuh 2.077 warga sipil dan menangkap 14.549 lainnya sejak kudeta 2021, menurut sebuah laporan oleh Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Pada 2007, Rusia dan Myanmar sudah melakukan kerja sama bidang riset tenaga nuklir. Rosatom dalam pernyataannya waktu itu menyebut "kerja sama itu meliputi desain dan kontruksi Myanmar sebagai pusat penelitan nuklir".  

Pusat penelitian-- berada di bawah kendali Badan Energi Atom Internasional, mencakup reaktor nuklir 10 megawatt dengan pengayaan uranium kurang dari 20 persen uranium-235. 



Sumber : Kompas TV/Straitstimes/Bloomberg/Reuters


BERITA LAINNYA



Close Ads x