Kompas TV internasional kompas dunia

Waduh, Miliaran Data Warga China Dicuri Hacker, Presiden Xi Jinping Serukan Keamanan Informasi

Kompas.tv - 9 Juli 2022, 13:45 WIB
waduh-miliaran-data-warga-china-dicuri-hacker-presiden-xi-jinping-serukan-keamanan-informasi
Ilustrasi hacker atau peretas. Miliaran data warga China dilaporkan telah dicuri hacker yang kemudian mengiklankan bakal menjualnya. (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Gading Persada

BEIJING, KOMPAS.TV - Miliaran data warga China dilaporkan telah dicuri hacker yang kemudian mengiklankan bakal menjualnya.

Pada sebuah iklan di forum kriminal, yang kemudian dihapus, pemasang iklan mengungkapkan data tersebut dicuri dari Kepolisian Nasional Shanghai.

Sang hacker mengklaim data tersebut termasuk nama, alamat, nomor identitas nasional, dan nomor ponsel.

Baca Juga: Menlu AS dan Menlu China Bertemu di Pertemuan G20 Bali, Usaha Meredam Ketegangan?

Ahli keamanan siber telah memverifikasi setidaknya sampel kecil data yang ditawarkan adalah nyata.

Data sebesar 23 terabytes itu diyakini sebagai data terbesar yang pernah dijual, dan ditawarkan dengan nilai 200.000 dolar AS atau sekitar Rp3 miliar, sebelum kemudian dihapus pada Jumat (8/7/2022).

Tak ada pejabat China yang merespons berita itu, namun Presiden China, Xi Jinpiing memperingatkan tentang keamanan informasi.

Seperti diungkapkan South China Morning Post dikutip dari BBC, Xi Jinping meminta badan publik China untuk mempertahankan keamanan Informasi.


“Demi melindungi informasi personal, pribadi dan informasi rahasia perusahaan, untuk memastikan masyarakat merasa aman saat memasukkan data untuk layanan publik,” bunyi pernyataan Xi Jinping.

Sebelumnya moderator dari laman yang memasang iklan tersebut mengungkapkan bahwa data yang diiklankan tersebut tak jadi dijual.

Selain itu postingan terkait topik tersebut juga akan dihapus.

Baca Juga: Pengakuan Hacker yang Lakukan Serangan Siber ke Korea Utara, Ternyata Aksi Balas Dendam

Pengurus website pun menambahkan bahwa memiliki banyak data berkualitas tinggi China yang dijual atau yang sejenisnya.

Mereka juga menambahkan bahwa mereka bukan orang China, dan tak berada di China.

“Oleh sebab itu kami tak harus mengikuti hukum China,” tambahnya.



Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x