Jerman Kirim 7 Tank Howitzer Kelas Berat ke Ukraina, Duel Artileri dengan Rusia akan Sengit

BERLIN, KOMPAS.TV — Jerman akan memasok Ukraina dengan tujuh howitzer bergerak atau tank howitzer kelas berat untuk membantu mempertahankan diri melawan Rusia.

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengonfirmasi hal itu pada Jumat (6/5/2022), seperti dilansir Associated Press.

Lambrecht mengatakan, tentara Ukraina akan dilatih di Jerman untuk menggunakan artileri self-propelled Panzerhaubitze 2000, yang mampu menembakkan amunisi presisi pada sasaran hingga 40 kilometer.

Jerman membalikkan kebijakan lama untuk tidak mengirim senjata berat ke zona perang pekan lalu, menyusul tekanan di dalam dan luar negeri untuk membantu Ukraina menangkis serangan Rusia.

"Senjata-senjata berat ini akan keluar dari gudang Bundeswehr dan dikirimkan segera setelah mereka keluar dari pemeliharaan selama beberapa minggu ke depan," kata Lambrecht dan kepala pertahanannya, Jenderal Eberhard Zorn, kepada wartawan di kota Sliac, Slovakia.

Pelatihan kelompok pertama yang terdiri dari sekitar 20 tentara Ukraina untuk mengoperasikan Panzerhaubitze 2000 diperkirakan akan dimulai minggu depan di kota Idar-Oberstein Jerman, kata Zorn.

Zorn menambahkan, pasukan ini memiliki pengalaman dalam mengoperasikan howitzer buatan Soviet, seperti dilaporkan Straits Times.

Baca Juga: Pemimpin Oposisi Jerman Kunjungi Kiev, Kanselir Olaf Scholz Menolak Pergi

Berlin juga akan memasok paket amunisi pertama untuk howitzer yang dibuat oleh perusahaan pertahanan Jerman KMW, kata Zorn.

Dan, imbuh Zorn, pembelian amunisi selanjutnya akan ditangani langsung antara Kiev dan perusahaan tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir, Jerman telah meningkatkan dukungan materialnya untuk Ukraina, setelah keengganan awal pemerintah untuk menyediakan senjata berat mengundang kecaman luas.

Kanselir Olaf Scholz dijadwalkan berpidato di depan publik Jerman hari Minggu (8/5/2022) pada peringatan berakhirnya Perang Dunia II di Eropa.

Kekalahan Nazi Jerman oleh Sekutu 77 tahun lalu semakin digambarkan sebagai hari pembebasan di negara tersebut. Pidato Scholz diharapkan dapat menguraikan posisi pemerintahnya dalam perang di Ukraina.