Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Mengejutkan, Intelijen AS Tak Dukung Tuduhan Biden Bahwa Putin Lakukan Genosida di Ukraina

Kompas.tv - 16 April 2022, 09:10 WIB
mengejutkan-intelijen-as-tak-dukung-tuduhan-biden-bahwa-putin-lakukan-genosida-di-ukraina
Presiden AS Joe Biden. Intelijen AS dilaporkan tak memiliki informasi untuk mendukung tuduhan Biden bahwa Rusia melakukan genosida di Ukraina. (Sumber: AP Photo/Carolyn Kaster)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Intelijen Amerika Serikat (AS) dilaporkan tak memiliki informasi untuk mendukung tuduhan Presiden Joe Biden bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan genosida di Ukraina.

Laporan tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat pemerintahan Biden, Jumat (15/4/2022).

Pejabat intelijen AS mengatakan di laporan tersebut bahwa genosida bertujuan menghancurkan kelompok etnis atau bangsa.

Tetapi menurut mereka, sejauh ini hal itu tak terlihat dari penyerangan Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Istri Sekutu Putin yang Ditahan Ukraina Sebut Suaminya Dipukuli saat Interogasi

Seperti dikutip dari Sputnik, dua pejabat Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan, pernyataan Biden mempersulit mereka menghasilkan penilaian hukum yang tak memihak tentang apa yang terjadi di zona konflik.

Biden sebelumnya telah berbicara secara emosional tentang tindakan militer Rusia.

Pada Selasa (12/4/2022), Biden menggunakan kata genosida untuk merujuk pada situasi di Ukraina dan dampaknya terhadap dunia.

Sedangkan pada akhir Maret, saat berkunjung ke Warsawa, Polandia, Biden mengeklaim bahwa Putin tak bisa tetap berada di puncak kekuasaan.

Hal itu membuat Gedung Putih mengklarifikasi bahwa pemerintah AS tak berniat melakukan penggantian rezim di Rusia.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pun merespons pernyataan Biden dengan mengatakan tuduhan itu merupakan upaya untuk sepenuhnya mendistorsi situasi di lapangan, dan tak bisa diterima.

Rusia melakukan serangan ke Ukraina sejak 24 Februari lalu dengan menyebutnya sebagai operasi militer khusus.

Rusia menegaskan tujuan dalam operasi ini adalah untuk melakukan "demiliterisasi" dan "denazifikasi" pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Juga: Pembantaian Bucha dan Irpin Gegerkan Dunia, Wali Kota Tuduh Rusia Lenyapkan Mayat di Mariupol

Namun, saat Rusia mundur dari Kiev untuk memusatkan serangan ke selatan dan timur Ukraina, ditemukan sejumlah besar jasad warga Ukraina.

Penemuan terbesar terjadi di Bucha, di mana sekitar 350 jasad ditemukan pasukan Ukraina, dan menegaskan Rusia bertanggung jawab atas pembantaian tersebut.

Kepolisian Kiev pun menegaskan saat ini telah menemukan lebih dari 900 jasad warga sipil Ukraina di pinggiran kota Kiev.

Rusia sendiri membantah bahwa mereka merupakan pelakunya, dan menegaskan bahwa pembunuhan warga sipil itu rekayasa Ukraina untuk menjelekkan nama Rusia.



Sumber : Sputnik


BERITA LAINNYA



Close Ads x