Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Dugaan Perkosaan Rusia Dibahas di DK PBB, Aktivis HAM Tuduh Rusia Memperkosa sebagai Senjata Perang

Kompas.tv - 12 April 2022, 00:01 WIB
dugaan-perkosaan-rusia-dibahas-di-dk-pbb-aktivis-ham-tuduh-rusia-memperkosa-sebagai-senjata-perang
Ilustrasi. Seorang petugas mengangkat mayat dari kuburan massal yang ditemukan di Bucha, Kiev, Ukraina untuk keperluan identifikasi, Minggu (10/4/2022). Sederet dugaan pemerkosaan oleh tentara Rusia di Ukraina dibahas dalam sesi Dewan Keamanan PBB, Senin (11/4/2022). (Sumber: Rodrigo Abd/Associated Press)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Sederet dugaan pemerkosaan oleh tentara Rusia di Ukraina dibahas dalam sesi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (11/4/2022). Sesi ini menghadirkan perwakilan Entitas PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women), organisasai hak asasi manusia La Strada Ukraina, serta perwakilan Dana Anak PBB (UNICEF).

Direktur Eksekutif UN Women Sima Bahous menyebut pihaknya menerima berbagai laporan pemerkosaan dan kekerasan seksual terhadap perempuan di Ukraina.

Bahous berkata ke Dewan Keamanan bahwa dugaan-dugaan itu mesti diinvestigasi secara independen dan pengadilan terhadapnya ditegakkan.

“Kami terus-menerus mendengar kasus kekerasan seksual dan pemerkosaan. Dugaan-dugaan ini harus diinvestigasi secara independen untuk menegakkan keadilan dan akuntabilitas. Kombinasi pengungsian massal dan kehadiran wajib militer dan tentara bayaran dalam jumlah besar dan brutalitas terhadap warga sipil Ukraina telah mengangkat semua tanda bahaya (red flag),” kata Bahous dikutip Associated Press.

Baca Juga: Pembicaraannya Disadap, Tentara Rusia Akui Perkosa Gadis Ukraina 16 Tahun

Beberapa pekan belakangan, laporan pemerkosaan yang diduga dilakukan tentara Rusia bermunculan. Kasus-kasus muncul dari daerah-daerah yang sebelumnya diduduki pasukan Rusia seperti Bucha dan Irpin.

Sementara itu, direktur organisasi La Strada Ukraina, Kateryna Cherepakha menuding pasukan Rusia sengaja melakukan pemerkosaan sebagai “senjata perang”.

“Kami tahu dan melihat dan kami ingin kalian mendengar suara kami, bahwa kekerasan dan pemerkosaan sekarang digunakan sebagai senjata peperangan oleh agresor Rusia di Ukraina,” kata Cherepakha kepada Dewan Keamanan PBB.

Kremlin sendiri pernah membantah bahwa pasukannya melakukan pemerkosaan di Ukraina. Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova mengaku tengah menggelar investigasi perdana kasus pemerkosaan terkait perang pada akhir Maret lalu.

Baca Juga: Pengakuan Perempuan Ukraina yang Diperkosa 2 Tentara Rusia: Suami Saya Ditembak Mati, Saya Ditodong


 




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x