Kompas TV internasional kompas dunia

Pejabat Uni Eropa: Terlalu Dini untuk Pertimbangkan Vaksin COVID-19 Dosis Keempat

Kompas.tv - 8 April 2022, 09:11 WIB
pejabat-uni-eropa-terlalu-dini-untuk-pertimbangkan-vaksin-covid-19-dosis-keempat
Seorang staf di Pusat Medis Sheba menerima dosis keempat vaksin Pfizer-BioNTech di Ramat Gan, Israel, Senin, 27 Desember 2021. Israel memulai uji coba vaksin virus corona dosis keempat pada 27 Desember 2021 untuk 150 tenaga medis yang menerima dosis booster pada bulan Agustus lalu. Berbeda dengan Israel, Uni Eropa berpendapat masih terlalu dini untuk memberikan vaksin dosis keempat bagi warganya. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Edy A. Putra

LONDON, KOMPAS.TV - Pejabat kesehatan Uni Eropa (UE) mengatakan masih terlalu dini untuk mempertimbangkan memberikan dosis keempat vaksin virus corona messenger RNA kepada mayoritas warga.

Namun mereka menyatakan, booster tambahan dapat diberikan kepada mereka yang berusia di atas 80 tahun.

Dalam pernyataan bersama pada Rabu (7/4/2022), Badan Obat Eropa (EMA) dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (EDMC) mengatakan, mereka telah meninjau data untuk dosis keempat vaksin COVID-19 yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna Inc.

Mereka memasukkan data dari Israel, di mana penelitian menunjukkan bahwa booster kedua hanya memberikan perlindungan yang sedikit lebih tinggi.

“Saat ini tidak ada bukti yang jelas bahwa perlindungan vaksin terhadap penyakit parah berkurang secara substansial pada orang dewasa dengan sistem kekebalan normal berusia 60 hingga 79 tahun,” kata badan tersebut seperti dikutip dari The Associated Press.

Tetapi organisasi tersebut mengakui bahwa jika situasi pandemi berubah, mungkin perlu mempertimbangkan dosis booster kedua pada kelompok usia tersebut.

Baca Juga: Antusias Warga Ikuti Vaksinasi Booster Usai Shalat Tarawih, Demi Bisa Mudik Lebaran Nanti

“Untuk orang dewasa yang lebih muda dari 60 tahun dan tidak memiliki masalah kesehatan, saat ini tidak ada bukti konklusif bahwa perlindungan vaksin terhadap penyakit parah berkurang atau bahwa ada nilai tambah dari dosis keempat,” kata EMA dan ECDC.

Saran tersebut bertentangan dengan panduan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, yang memutuskan pekan lalu bahwa orang Amerika berusia 50 tahun ke atas bisa mendapatkan booster COVID-19 kedua jika sudah setidaknya empat bulan sejak vaksinasi terakhir mereka.

Baca Juga: Sempat Kedaluwarsa, Masa Pakai Vaksin Covovax Diperpanjang

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS kemudian merekomendasikan suntikan tambahan sebagai pilihan tetapi tidak mendesak agar mereka yang memenuhi syarat segera mendapatkannya.

Rekomendasi Eropa datang ketika banyak negara di seluruh benua itu telah mencabut hampir semua pembatasan COVID-19 mereka dan sedang berjuang melawan gelombang penyakit yang dipicu oleh subvarian Omicron BA.2 yang sangat menular.

Penyakit varian yang lebih ringan tidak mendorong rawat inap dan kematian seperti pada gelombang sebelumnya. Pihak berwenang di banyak negara berharap tingkat imunisasi mereka yang tinggi akan menangkal serangan virus pada masyarakat.
 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x