Kompas TV internasional kompas dunia

Uni Eropa Ungkap Kesepakatan Nuklir Iran Sangat Dekat, Sudah di Depan Mata

Kompas.tv - 27 Maret 2022, 02:05 WIB
uni-eropa-ungkap-kesepakatan-nuklir-iran-sangat-dekat-sudah-di-depan-mata
Pejabat Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Keamanan Josep Borrell di Forum Doha mengatakan Iran dan kekuatan dunia hampir atau sangat dekat untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

DOHA, KOMPAS.TV - Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Keamanan Josep Borrell di Forum Doha mengatakan Iran dan kekuatan dunia hampir atau "sangat dekat" untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 mereka. Kesepakatan ini akan menghentikan program nuklir Teheran dengan imbalan pencabutan sanksi.

Presiden Amerika Serikat saat itu Donald Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir Iran tahun 2018, mendorong Teheran melanggar komitmen dalam perjanjian nuklirnya sekitar setahun kemudian, dan 11 bulan pembicaraan terus-menerus untuk menghidupkannya kembali terhenti di Wina awal bulan ini setelah Rusia mengajukan persyaratan baru.

Rusia kemudian mengatakan menerima jaminan tertulis mereka akan dapat melakukan pekerjaannya sebagai pihak dalam kesepakatan itu, menunjukkan niat Moskow untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut.

"Sekarang kami sangat dekat dengan kesepakatan dan saya berharap itu akan terjadi," kata Borrell dalam pidatonya di konferensi internasional Forum Doha, seperti laporan Straits Times, Sabtu (26/3/2022).

Kegagalan upaya untuk memulihkan perjanjian nuklir dapat membawa risiko perang regional, atau menyebabkan sanksi Barat yang lebih keras terhadap Iran dan terus membuat harga minyak dunia yang sudah tinggi makin melonjak akibat konflik Ukraina, kata para analis.

Enrique Mora, koordinator Uni Eropa untuk perundingan nuklir Iran, pada hari Jumat mengatakan, dia akan melakukan perjalanan ke Teheran pada hari Sabtu untuk bertemu dengan kepala juru runding Iran.

Menlu Iran Hossein Amirabdollahian minggu ini mengatakan kesepakatan nuklir dapat dicapai dalam jangka pendek jika Amerika Serikat mengambil sikap pragmatis.

Baca Juga: Perundingan Nuklir Iran Kembali Digelar di Wina, Masuk Tahap Akhir

Kepala juru runding program nuklir Iran Ali Bagheri Kani di Wina, Austria, Selasa, 8 Februari 2022. Pejabat tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Keamanan Josep Borrell mengatakan Iran dan kekuatan dunia hampir atau "sangat dekat" untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015. (Sumber: AP Photo/Lisa Leutner, file)

Namun para pejabat Amerika Serikat mengambil sikap lebih berhati-hati dalam upaya mereka untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan atau JCPOA.

Walau begitu masih ada beberapa masalah sulit yang tertunda penyelesaiannya.

Iran menuntut Korps Pengawal Revolusi Islam, pasukan elite mereka, dihapus dari daftar organisasi teroris Amerika Serikat.

Amirabdollahian hari Sabtu mengatakan pencabutan sanksi Amerika Serikat terhadap Garda Pengawal Revolusi adalah salah satu tuntutan utama Iran dalam pembicaraan.

"Tentu saja masalah (pencabutan sanksi terhadap) Pengawal adalah bagian dari pembicaraan," kata Amirabdollahian kepada TV pemerintah, seraya menambahkan, "Iran tidak akan melewati garis batas merahnya."

Teheran juga mencari jaminan bahwa Amerika Serikat tidak akan secara sepihak menarik diri dari kesepakatan apa pun. Sejauhmana sanksi akan dibatalkan adalah subjek sensitif lainnya.

 

 



Sumber : Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x