Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Diblokir dari SWIFT, Rusia dan Iran Bahas Penggunaan Mir

Kompas.tv - 25 Maret 2022, 13:26 WIB
diblokir-dari-swift-rusia-dan-iran-bahas-penggunaan-mir
Kartu bank Mir. Mir merupakan sistem pembayaran Rusia yang digunakan untuk transfer dana secara elektronik yang dikembangkan oleh Bank Sentral Rusia. (Sumber: Press TV)
Penulis : Edy A. Putra | Editor : Desy Afrianti

TEHERAN, KOMPAS.TV - Moskow dan Teheran saat ini tengah membahas kemungkinan penggunaan Mir usai Rusia diblokir dari sistem pembayaran internasional, SWIFT.

Hal tersebut diungkapkan Duta Besar Iran untuk Rusia Kazem Jalali, Kamis (24/3/2022).

“Isu ini ada dalam agenda yang kami sedang bahas dengan para kolega Rusia,” ujarnya dalam konferensi pers seperti dikutip dari Press TV.

Mir merupakan sistem pembayaran Rusia yang digunakan untuk transfer dana secara elektronik. Mir dikembangkan oleh Bank Sentral Rusia di bawah undang-undang yang diadopsi pada 1 Mei 2017.

Sistem tersebut dioperasikan oleh Sistem Pembayaran Kartu Nasional Rusia (NSPK), anak perusahaan Bank Sentral Rusia.

Baca Juga: Putin Ingin Gas Alam Rusia Dibayar dengan Mata Uang Rubel, Uni Eropa: Oh Tidak Bisa

Press TV mengatakan, 50 persen lebih warga Rusia disebut memiliki setidaknya satu kartu bank Mir. Sementara lebih dari 25 persen transaksi keuangan di Rusia dilakukan menggunakan sistem tersebut.

Jalali menyebutkan, Rusia dan Iran juga tengah mengupayakan penyatuan sistem pesan keuangan yang tidak menggunakan sistem pembayaran internasional antarbank, SWIFT. Pada 26 Februari lalu, negara-negara Barat memblokir Rusia dari SWIFT.

“Kami sedang membuat upaya-upaya ke arah itu untuk menyelenggarakan event-event di bidang tersebut di masa mendatang,” kata Jalali.

Menyusul invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022, negara-negara Barat menerapkan berbagai sanksi terhadap Moskow.

Baca Juga: Inilah Cara Amerika Serikat dan G7 Batasi Bank Sentral Rusia Transaksi Dengan Cadangan Emas Mereka

Iran dan Rusia yang sama-sama berada di bawah sanksi Amerika Serikat (AS), mengupayakan cara-cara untuk melakukan transaksi keuangan yang independen dari AS dan sekutu-sekutu Baratnya.

Jalali juga mengatakan Yekaterinburg, kota di wilayah timur Rusia, dapat menjadi pusat untuk mengembangkan hubungan antara Iran dan wilayah bagian tengah dan timur Rusia.

“Kami, sebagai Republik Islam Iran, tertarik membangun hubungan dengan seluruh wilayah Rusia dan menggunakan kesempatan yang dimiliki negara hebat ini.”

“Tetapi saat ini, hubungan dagang kami antara Iran dan Rusia terkonsentrasi secara eksklusif di bagian barat Rusia, terutama di Moskow dan St. Petersburg,” ujar Jalali.

Baca Juga: Sebulan Perang Rusia-Ukraina, Putin Tak Tunjukkan Tanda akan Mundur, Malah Tuai Dukungan Rakyatnya

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x