Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Masih Bergantung Minyak dan Gas Rusia, PM Belanda Minta Uni Eropa Hati-Hati dalam Sanksi

Kompas.tv - 22 Maret 2022, 01:05 WIB
masih-bergantung-minyak-dan-gas-rusia-pm-belanda-minta-uni-eropa-hati-hati-dalam-sanksi
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte (kiri) ditemani Presiden Lithuania Gitanas Nauseda dalam konferensi pers bersama di Vilnius, Lithuania, Senin (21/3/2022). (Sumber: Mindaugas Kulbis/Asssociated Press)

VILNIUS, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meminta Uni Eropa berhati-hati dalam memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia. Alasannya, sejumlah negara Eropa masih sangat bergantung minyak bumi dan gas alam Rusia.

“Kita mesti memastikan bahwa kemerdekaan energi memiliki pasokan gas dan minyak yang cukup dalam sistem. Itu (energi Rusia) sangat penting bagi Belanda, Jerman, dan negara lain di timur Eropa,” kata Rutte di Vilnius, Lithuania usai menemui Presiden Lithuania Gitanas Nauseda, Senin (21/3/2022).

“Kita perlu melakukan ini secepat mungkin, tetapi kita tidak bisa melakukannya besok,” lanjut Rutte.

Meskipun terkenal lambat dalam merespons peristiwa internasional, negara-negara Uni Eropa bergerak cepat menyanksi Rusia usai invasi ke Ukraina diluncurkan pada 24 Februari silam.

Baca Juga: [FULL] Wawancara Lengkap Dubes Uni Eropa untuk Indonesia terkait Perang Ukraina dan Rusia

Hingga kini, Uni Eropa telah menyanksi ratusan figur penting dari Rusia dan Belarusia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, jajaran menteri, serta oligark pro-Kremlin.

Sejumlah entitas seperti perusahaan swasta, bank, dan maskapai penerbangan Rusia pun turut dihantam sanksi. 

Akan tetapi, ketika tiba pada isu sanksi ekonomi terkait ekspor energi Rusia, Uni Eropa bersikap hati-hati. 

Pada hari yang sama dengan pertemuan Rutte-Nauseda, jajaran menteri luar negeri Uni Eropa berkumpul di Brussel, Belgia untuk membahas sanksi ekonomi baru.

Para menteri luar negeri sepakat bahwa serangan ke fasilitas sipil Ukraina yang meningkat tak bisa dibiarkan.

Meskipun demikian, sejumlah negara yang dipimpin Jerman ingin menjeda pembahasan sanksi baru. Alasannya, mereka takut Rusia akan menghentikan ekspor gas.

Sebagian negara lain pun ingin menyimpan sanksi baru untuk “kejahatan perang serius” seperti penggunaan senjata kimia.

“Kita telah melakukan apa pun untuk menutup celah dalam sanksi-sanksi yang ada,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock.

Sementara itu, pendapat berseberangan dilontarkan Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis.

“Kita tidak boleh lelah memberlakukan sanksi baru. Kita tidak boleh lelah menawarkan bantuan dan asistensi untuk Ukraina,” katanya.

Landsbergis menegaskan bahwa Uni Eropa harus menargetkan minyak bumi, yang mana merupakan sumber pendapatan utama Rusia.

Baca Juga: China Nyatakan Sanksi Barat atas Rusia Sudah Keterlaluan, Tuding NATO Penyebab Rusia Serbu Ukraina


 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x