Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Susul Langkah Sekutunya, Biden Larang Pesawat Rusia Terbang di Wilayah Udara AS

Kompas.tv - 2 Maret 2022, 15:35 WIB
susul-langkah-sekutunya-biden-larang-pesawat-rusia-terbang-di-wilayah-udara-as
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat menyampaikan pidato kenegaraan pertamanya di hadapan Kongres AS di Gedung Capitol di Washington, AS, Selasa (1/3/2022). Biden mengumumkan bahwa AS melarang pesawat Rusia terbang di wilayah udara AS sebagai pembalasan atas invasi Rusia ke Ukraina. (Sumber: Jim Lo Scalzo/Pool via AP)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan bahwa AS melarang pesawat-pesawat Rusia terbang di wilayah udara AS sebagai pembalasan atas invasi Rusia ke Ukraina. Hal ini dinyatakan Biden dalam pidato kenegaraan pertamanya pada Selasa (1/3/2022) malam.

Biden mengambil langkah serupa menyusul Kanada dan Uni Eropa pekan ini. 

“Saya mengumumkan bahwa kami akan bergabung dengan sekutu kami dalam menutup wilayah udara Amerika untuk semua penerbangan Rusia, semakin mengisolasi Rusia dan memberlakukan tekanan tambahan pada ekonomi mereka,” kata Biden, dikutip dari Associated Press, Rabu (2/3/2022).

Baca Juga: Visa dan Mastercard Blokir Sejumlah Lembaga Keuangan Rusia

Larangan itu akan menjadi satu dari beragam sanksi yang telah dijatuhkan AS, Eropa dan sejumlah negara lain terhadap Rusia yang telah menyebabkan nilai rubel, mata uang negara itu, anjlok. Seluruh sanksi terhadap Rusia diperkirakan akan menghantam perekonomian negara itu.

Pada Minggu (27/2), Uni Eropa dan Kanada mengumumkan bahwa mereka menutup wilayah udara mereka bagi pesawat-pesawat komersial Rusia maupun pesawat pribadi milik orang-orang kaya Rusia.

Larangan Kanada membuat maskapai terbesar Rusia, Aeroflot, pada Senin (28/2) menyatakan bahwa mereka telah menangguhkan penerbangan ke New York, Washington, Miami dan Los Angeles hingga Rabu (2/3).

Baca Juga: Larangan Terbang Dicabut, Boeing 737 MAX Boleh Kembali Mengudara di Indonesia

Larangan AS itu meningkatkan kemungkinan bahwa Rusia akan merespons dengan balasan serupa. Ini akan membuat penerbangan lebih lama dan lebih mahal, terutama untuk operator kargo. Baik FedEx maupun UPS terbang di atas wilayah udara Rusia. Kendati begitu, pada pekan ini mereka mengumumkan bahwa mereka menangguhkan pengiriman kargo ke negara itu.

Tidak ada maskapai penerbangan AS yang terbang ke Rusia, meskipun beberapa penerbangan ke India melewati wilayah udara Rusia. 

Sementara itu, maskapai penerbangan Eropa jauh lebih sering terbang di atas Rusia ketimbang AS. Menurut perusahaan data penerbangan Cirium, sebelum perang, sekitar 600 penerbangan ke atau dari Eropa melintasi wilayah udara Rusia. 

Larangan penerbangan Rusia juga dapat menyebabkan pembalasan terhadap Boeing, eksportir utama AS dan salah satu dari dua produsen pesawat dominan di dunia.

Diasumsikan, Rusia dan China saling berbicara satu sama lain terkait kebijakan luar negeri mereka. Meningkatkan ketegangan antara Barat dan Moskow membuat kecil kemungkinan China akan segera mengotorisasi ulang penerbangan dengan pesawat jet Boeing 737 Max.

Baca Juga: Mengerikan! Bodi Boeing 737 Berlumuran Darah dan Bercecer Bangkai Gara-gara Tabrak Kawanan Burung

Menurut George Ferguson, analis kedirgantaraan Bloomberg Intelligence, China adalah pasar terbesar Max sebelum dilarang terbang menyusul dua kecelakaan fatal, dan China ataupun Rusia belum menyetujui pengembalian pesawat tersebut. Penundaan persetujuan atas Boeing tipe Max itu akan mengurangi pengiriman pesawat yang diharapkan, sumber uang penting bagi Boeing, perusahaan yang berbasis di Chicago, AS.
 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x