Kompas TV internasional kompas dunia

Putin Tidur saat Atlet Ukraina Diperkenalkan pada Pembukaan Olimpiade Musim Dingin

Kompas.tv - 7 Februari 2022, 10:25 WIB
putin-tidur-saat-atlet-ukraina-diperkenalkan-pada-pembukaan-olimpiade-musim-dingin
Vladimir Putin terlihat tidur saat atlet Ukraina diperkenalkan di Olimpiade Musim Dingin. (Sumber: Mirror)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

BEIJING, KOMPAS.TV - Presiden Rusia, Vladimir Putin tidur ketika atlet Ukraina tengah memasuki stadion dan diperkenalkan pada pembukaan Olimpiade Beijing, Jumat (4/2/2022).

Putin menghadiri pembukaan Olimpiade Musim Dingin setelah diundang oleh Presiden Xi Jinping.

Padahal atlet Rusia tak bisa menggunakan bendera Rusia pada ajang ini, karena masalah doping.

Meski bertanding, mereka hanya bisa menggunakan bendera Komite Olimpiade Rusia, dan tak bisa menggunakan bendera nasional dan juga lagu kebangsaan.

Baca Juga: Dituduh akan Jadi Pemimpin Pro-Rusia di Ukraina, Seorang Politikus Ukraina Tuntut Inggris Minta Maaf

Namun, kejadian menarik terjadi ketika atlet Ukraina tengah diperkenalkan.

Dikutip dari Mirror, Putin saat itu terlihat menutup mata seperti orang yang sedang tidur dengan dengan tangan terlipat selama beberapa detik.

Sikap Putin tersebut kemudian tertangkap kamera TV yang sedang meliput acara pembukaan.

Hal itu muncul di tengah ketegangan antara Rusia dan Ukraina, setelah terjadinya penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina.

Apa yang dilakukan Moskow itu menimbulkan ketakutan bahwa Putin berniat menginvasi Rusia.

Keadaan itu pun membuat hubungan Rusia dengan Barat kembali memanas sejak Perang Dingin.

Baca Juga: Dunia Sepak Bola Ikut Berduka Atas Kematian Rayan, Bocah yang 4 Hari Terjebak di Dasar Sumur

Namun, hal itu malah membuat Rusia dengan China kian harmonis.

Sebelumnya, Xi telah mendukung Putin atas masalah Ukraina dan menandatangani dokumen bersama yang mengutuk pengaruh Amerika di Eropa.

Selain itu juga menentang ekspansi lebih lanjut NATO, dan mengkritik dampak negatif terhadap perdamaian dan stabilitas Washington di kawasan Asia-Pasifik.

Hal tersebut mengacu pada konflik China dan AS terkait Laut China Selatan dan Taiwan.



Sumber : Mirror


BERITA LAINNYA



Close Ads x