Kompas TV internasional kompas dunia

China Pilih Atlet Uighur Nyalakan Api Olimpiade Musim Dingin, Propaganda Hindari Tuduhan Genosida?

Kompas.tv - 5 Februari 2022, 14:21 WIB
china-pilih-atlet-uighur-nyalakan-api-olimpiade-musim-dingin-propaganda-hindari-tuduhan-genosida
Atlet Uighur, Dinigeer Yilamujiang (kanan), dipilih China untuk menyalakan api Olimpiade Musim Dingin saat acara pembukaan di Beijing, Jumat (4/2/2022). (Sumber: AP Photo/David J. Phillip)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

BEIJING, KOMPAS.TV - China memilih atlet Uighur, Dinigeer Yilamujiang, untuk menyalakan api Olimpiade Musim Dingin pada upacara pembukaan, Jumat (4/2/2022).

Namun penunjukan itu disebut sebagai propaganda untuk menghindari tuduhan genosida terhadap minoritas muslim Uighur di Xinjiang.

Dinigeer merupakan atlet ski lintas alam yang akan menjadi andalan China meraih medali di ajang tersebut.

Pada acara pembukaan tersebut, hanya ada segelintir pejabat asing yang hadir karena sebagian besar pemimpin Barat melakukan boikot diplomatik.

Baca Juga: Sosok Pemimpin ISIS Abu Ibrahim Al-Qurashi, Sang Penghancur yang Kepalanya Dihargai Rp143 Miliar

Dikutip dari Daily Mail, mereka melakukan boikot tersebut karena tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan penganiayaan terhadap muslim Uighur di Xinjiang.

Aktivis dan pakar hak asasi manusia PBB mengatakan, setidaknya satu juta muslim ditahan di kamp-kamp terpencil di Xinjiang, dengan aktivis dan beberapa politisi Barat menuduh China menggunakan penyiksaan, kerja paksa, dan sterilisasi paksa.

China sendiri menyangkal adanya pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan mengatakan kamp itu memberikan pelatihan kejuruan dan diperlukan untuk memerangi ekstremisme.

Baca Juga: Olimpiade Musim Dingin Beijing Dilanda Boikot Diplomatik, Ini Pemimpin Negara yang Bakal Hadir

Salah satu momen penuh ketegangan lainnya yang terjadi di pembukaan Olimpiade Musim Dingin adalah saat kontingen Taiwan memasuki stadion.

Mereka masuk menggunakan nama China Taipei.

Taiwan sendiri menegaskan mereka sebagai negara berdaulat dan merdeka.

Namun, China menganggap Taiwan masih menjadi bagian mereka dan mengancam akan melakukan reunifikasi dengan menggunakan kekerasan.



Sumber : Daily Mail


BERITA LAINNYA



Close Ads x