Kompas TV internasional kompas dunia

Rekor Baru Matahari Buatan China: Bertahan Selama Dua Menit dengan Suhu 120 Juta Derajat Celcius

Kompas.tv - 2 Juni 2021, 06:34 WIB
rekor-baru-matahari-buatan-china-bertahan-selama-dua-menit-dengan-suhu-120-juta-derajat-celcius
Perangkat fusi superkonduktor atau matahari buatan KSTAR, yang dikembangkan para peneliti Korea Selatan dan Amerika Serikat. Operasi matahari buatan ini pecahkan rekor dunia baru dengan durasi operasi plasma 20 detik dengan suhu lebih dari 100 juta derajat Celcius. (Sumber: NATIONAL RESEARCH COUNCIL OF SCIENCE AND TECHNOLOGY/PHYS)
Penulis : Aryo Sumbogo | Editor : Iman Firdaus

BEIJING, KOMPAS.TV - Peneliti yang bekerja di reaktor fusi nuklir China, dilaporkan telah berhasil menahan plasma bersuhu 120 juta derajat Celcius selama hampir dua menit.

Melansir dari China Global Times, dijelaskan bahwa proyek fusi nuklir bertenaga besar di China itu dikenal juga dengan sebutan matahari buatan.

Dengan capaiannya kali ini, rekor baru berhasil dicatatkan dalam upaya pencarian fusi nuklir, meski secara absolut hasilnya tidak begitu lama.

Sebelumnya, matahari buatan itu diketahui juga berhasil mempertahankan plasma pada suhu 160 juta derajat Celcius selama 20 detik.

Baca Juga: China Sukses Nyalakan Matahari Buatan, Reaktor Fusi Nuklir Canggih untuk Pertama Kalinya

“Langkah selanjutnya adalah mempertahankan suhu ini selama seminggu,” ujar seorang profesor fisika dari Universitas Sains dan Teknologi Selatan di Shenzhen melansir RT News, Selasa (1/6/2021).

Sebagai informasi, pada 2019, untuk pertama kalinya reaktor fusi nuklir China menjadi pemberitaan utama setelah Beijing menginformasikan bahwa teknologi itu akan segera mulai beroperasi.

Selanjutnya, operasional Reaktor HL-2M Tokamak pertama kali dinyalakan akhir tahun lalu, dengan pencapaian pertamanya yakni mampu mempertahankan suhu 100 juta derajat Celcius selama 100 menit.

Baca Juga: Perjanjian dengan Iran Berakhir, IAEA Tak Bisa Lagi Pantau Fasilitas Nuklir Iran

Dipandang layaknya 'batu filsuf' yang mampu membawa manfaat besar bagi kebutuhan energi, fusi nuklir sendiri nyatanya menyimpangan tantangan dalams setiap prosesnya.

Seperti fakta saat ini yang menunjukan bahwa proses fusi nuklir itu membutuhkan energi lebih banyak dibanding energi yang dihasilkan.

Baru-baru ini, media pemerintah Rusia juga melaporkan berita mengenai fusi nuklir, yaitu berita tentang Reaktor Tokamak T-15MD yang telah dinyalakan untuk pertama kalinya.

Berita tersebut sejatinya tidak begitu mengejutkan, lantaran China dan Rusia diketahui merupakan anggota tim internasional yang membangun proyek fusi nuklir ITER di Perancis Selatan, akhir tahun lalu.

Baca Juga: Nuklirnya Dianggap Ancaman, Korea Utara Tuding Joe Biden Tetap Ingin Bermusuhan

Masih soal keuntungan dari proyek fusi nuklir yang digadang-gadang bernilai sangat besar. Teknologi tersebut diprediksi dapat memunculkan energi ultra-powerful yang murah untuk diproduksi, bebas emisi, dan hampir tak terbatas.

Fusi nuklir juga tidak meninggalkan limbah radioaktif, yang membuatnya sedekat mungkin dengan sumber energi yang sempurna.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x