Kompas TV internasional kompas dunia

Penasihat Ahli WHO Rekomendasikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Kompas.tv - 11 Februari 2021, 04:31 WIB
penasihat-ahli-who-rekomendasikan-penggunaan-vaksin-astrazeneca
Vaksin Oxford-AstraZaneca. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu

JENEWA, KOMPAS.TV - Para ahli independen yang memberi masukan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) tentang vaksinasi, merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca, Rabu (10/2/2021). Vaksin ini direkomendasikan, bahkan di negara-negara yang muncul varian virus corona baru yang mengkhawatirkan.

Saran dari para ahli WHO ini digunakan oleh pejabat kesehatan di seluruh dunia, namun bukan berarti PBB serta merta memberikan lampu hijau untuk mengirimkan vaksin AstraZaneca kepada negara-negara yang mendaftar, untuk menerima vaksin melalui inisiatif global.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 CanSino China Umumkan Efektifitas 65,7 Persen

Persetujuan PPB akan datang saat pertemuan WHO pada Jumat dan Senin mendatang, untuk menilai apakah penggunaan darurat vaksin AstraZeneca disetujui.

Vaksin AstraZeneca penting karena merupakan bagian terbesar dari persediaan yang diperoleh sejauh ini oleh inisiatif yang didukung PBB yang dikenal sebagai COVAX. Inisiatif ini bertujuan untuk menyebarkan vaksin virus corona kepada negara-negara di seluruh dunia.

COVAX berencana untuk mulai mengirimkan ratusan juta dosis vaksin ke seluruh dunia akhir bulan ini, tetapi semuanya tergantung pada persetujuan WHO untuk suntikan, stok vaksin, dan kesiapan negara penerima.

Baca Juga: Kemenristek Tegaskan Vaksin Merah Putih Tetap akan Diproduksi

“Sekalipun ada kemungkinan perlindungan vaksin berkurang, terutama terhadap penyakit parah, namun tidak ada alasan untuk tidak merekomendasikan penggunaan vaksin, bahkan di negara-negara yang memiliki varian baru,” kata Dr. Alejandro Cravioto, ketua kelompok ahli WHO.

Kini di negara-negara yang memiliki virus corona varian baru, terdapat kekhawatiran yang meningkat terhadap vaksin. Studi awal menunjukkan bahwa vaksin mungkin kurang efektif terhadap virus corona varian Afrika Selatan. Berdasarkan studi ini, pemerintah Afrika Selatan pun mengubah program vaksinasinya.

Alih-alih meluncurkan 1 juta dosis AstraZeneca seperti yang direncanakan, Menteri Kesehatan Afrika Selatan malah mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengimunisasi petugas kesehatan dengan suntikan yang masih belum berlisensi dari Johnson & Johnson.

Analisis awal dari para ahli memang mencatat bahwa vaksin AstraZeneca memiliki efektivitas yang lebih rendah terhadap varian baru virus corona yang muncul di Inggris dan Afrika Selatan. Namun, studi tersebut masih terlalu kecil untuk menghasilkan hasil yang pasti.

Baca Juga: Bio Farma Targetkan 13 Juta Dosis Vaksin Siap Dalam Waktu Dekat

Para ilmuwan tetap berpendapat bahwa vaksin masih membantu untuk mengurangi penyakit parah, yang akan sangat memperlambat penyebaran pandemi.

“Setiap keputusan untuk meninggalkan populasi yang rentan (untuk divaksin), adalah keputusan yang berisiko pada saat ini," kata Michael Head, seorang peneliti senior di Universitas Southampton. “Oleh karena itu, ada baiknya WHO merekomendasikan penggunaan Vaksin Oxford-AstraZeneca di semua kelompok umur, termasuk populasi lansia, ” katanya dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari the Associated Press.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x