Kompas TV internasional kompas dunia

Burger Sayuran Tetap Bisa Disebut Burger, Lho!

Kompas.tv - 24 Oktober 2020, 00:19 WIB
burger-sayuran-tetap-bisa-disebut-burger-lho
Burger Vegetarian. (Sumber: AP Photo / Francisco Seco)
Penulis : Vyara Lestari

BRUSSELS, KOMPAS.TV – Produk makanan berbasis tumbuh-tumbuhan alias nabati yang tidak mengandung daging tetap dapat menyandang predikat ‘sosis’ atau ‘burger’. Keputusan ini diambil menyusul penolakan atas proposal yang diajukan industri daging yang melarang pelabelan istilah ‘sosis’ atau ‘burger’ pada produk nabati. Demikian para pejabat Parlemen Eropa menyatakan pada Jumat (23/10) di Brussels, Belgia, seperti dikutip dari Associated Press.

Dalam voting menyoal produk pertanian, Parlemen Eropa mengatakan, burger sayuran, stik kedelai dan sosis vegan tetap dapat dijual di restoran dan toko di seluruh Eropa.

Sebelumnya, Copa-Cogeca, asosiasi petani terbesar di Eropa, mengajukan larangan penjualan produk nabati sebagai pengganti daging. Menurut mereka, ini mendiskreditkan daging dan membingungkan konsumen.

Deretan produk nabati di sebuah supermarket di Brussels, Belgia. (Sumber: AP Photo / Francisco Seco)

Sebaliknya, 13 organisasi termasuk Greenpeace dan WWF mendesak para pengambil keputusan untuk menolak amandemen tersebut, karena selain memperburuk citra Uni Eropa, amandemen tersebut juga akan merusak kredibilitas Uni Eropa terhadap lingkungan. Menurut kelompok pencinta lingkungan ini, mempromosikan diet dengan mengonsumsi produk nabati sejalan dengan ambisi Komisi Uni Eropa dalam mengatasi pemanasan global. Jika tak bisa menyandang label ‘stik’ atau ‘sosis’, dikhawatirkan, konsumen akan kesulitan mengenali produk nabati.

Burger Chimichurri, burger nabati. (Sumber: AP Photo / Francisco Seco)

“Konsumen tidak mungkin kebingungan akan stik kedelai atau sosis berbahan kacang buncis, selama dilabeli vegetarian atau vegan,” kata Organisasi Konsumen Eropa dalam pernyataannya. “Istilah seperti ‘burger’ atau ‘stik’ pada produk nabati justru akan membantu konsumen untuk mengetahui bagaimana mengkolaborasikan bahan-bahan ini menjadi makanan lezat.”

Bersama Greenpeace, organisasi konsumen ini menyesalkan para pengambil kebijakan di Parlemen Uni Eropa karena telah menyetujui pembatasan penamaan produk makanan alternatif yang tidak mengandung produk hewani. Istilah seperti ‘susu almond’ dan ‘yogurt kedelai’ sudah dilarang di Eropa sejak 2017, hingga produk nabati hanya dapat dijual tanpa menggunakan istilah seperti susu, mentega atau keju yang sudah diklaim menjadi milik produk hewani.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x