Kompas TV internasional kompas dunia

Keselamatan Petugas Medis Menjadi Sorotan WHO

Kompas.tv - 18 September 2020, 04:19 WIB
keselamatan-petugas-medis-menjadi-sorotan-who
Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, Swiss. (Sumber: APTN)
Penulis : Tussie Ayu

JENEWA, KOMPAS.TV – Petugas medis menghadapi tugas yang sangat berat di kala pandemi melanda. Kepala Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan mengungkapkan, sedikitnya ada tiga hal yang menghantui petugas medis di garis depan perang melawan pandemi virus corona.

"Pertama, petugas medis berada langsung di tempat kejadian. Mereka berdiri di sana dan harus melihat orang-orang mati dan terkadang petugas medis tidak dapat membantunya. Kedua, mereka melihat sesama pekerja medis sakit dan tertular, melihat teman mereka terinfeksi virus," kata Ryan, Kamis (16/9/2020).

"Dan yang ketiga, yang paling membebani petugas medis dalam situasi ini, adalah potensi mereka membawa penyakit itu pulang ke keluarga mereka, kepada teman mereka, dan kepada anak-anak mereka," ujar Ryan seperti dikutip Reuters.

Hingga saat ini, lebih dari 1.000 perawat meninggal setelah tertular virus corona, demikian pernyataan Dewan Perawat Internasional, sebuah asosiasi yang berbasis di Jenewa, seperti dilansir dari Reuters.

Satu dari tujuh kasus virus corona baru yang dilaporkan ke WHO menginfeksi petugas medis. Dan, di beberapa negara, angkanya meningkat menjadi satu petugas medis dari tiga kasus Covid-19.

WHO menyerukan, agar petugas medis garis depan mendapatkan peralatan pelindung diri yang memadai untuk mencegah mereka terinfeksi virus corona baru. Apal pelindung diri sangat penting, agar mereka tidak menyebarkan virus ke pasien lain dan keluarga mereka.

"Secara global, sekitar 14 persen kasus Covid-19 yang dilaporkan ke WHO terjadi di antara petugas medis, dan di beberapa negara angkanya bahkan sebanyak 35 persen," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (17/9/2020), seperti dilansir Reuters.

Hanya, dia mengatakan, data yang terbatas membuat WHO sulit mengetahui, apakah petugas medis terinfeksi virus corona di tempat kerja atau di komunitas mereka.

“Bukan hanya risiko infeksi. Setiap hari, petugas medis mengalami stres, kelelahan, stigma, diskriminasi, bahkan kekerasan,” ungkap Tedros dalam konferensi pers Hari Keselamatan Pasien Sedunia

Guy Ryder, Direktur Jenderal Organisasi Buruh Internasional (ILO), menyebutkan, angka WHO tentang infeksi di antara petugas medis adalah kesaksian yang mengejutkan.

"Kita tidak hanya membutuhkan keselamatan pasien, tapi kita juga membutuhkan jaminan keselamatan petugas medis. Ini adalah dua sisi dari mata uang yang sama pentingnya. Sayangnya, terlalu seringkali kita kehilangan jaminan keselamatan petugas medis," sebut Ryder seperti dikutip Reuters.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x