Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Sri Mulyani Ungkap Ekonomi RI 2024 Masih Lebih Baik, di Tengah Pelemaham Ekonomi Global

Kompas.tv - 23 Februari 2024, 09:01 WIB
sri-mulyani-ungkap-ekonomi-ri-2024-masih-lebih-baik-di-tengah-pelemaham-ekonomi-global
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perekonomian Indonesia tahun ini akan tetap tahan dari pelemahan ekonomi global. Hal itu berkaca dari pertumbuhan ekonomi tanah air selama ini, yang masih ada di level 5 persen. (Sumber: Kemenkeu)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perekonomian Indonesia tahun ini akan tetap tahan dari pelemahan ekonomi global. Hal itu berkaca dari pertumbuhan ekonomi tanah air selama ini, yang masih ada di level 5 persen. 

“Untuk pertumbuhan ekonomi di antara berbagai negara ini, Indonesia mencatatkan pertumbuhan 5,0 persen, masih relatif dalam posisi yang lebih baik dilihat dari G20 maupun di ASEAN,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (22/2/2024). 

Sri Mulyani menyatakan, prospek pertumbuhan di awal 2024 masih kuat, terutama dilihat dari indikator produksi. Hal ini ditunjukkan oleh PMI Manufaktur Indonesia yang konsisten ekspansi dalam 29 bulan berturut-turut, mencapai 52,9 pada Januari 2024. 

Kemudian konsumsi listrik untuk bisnis tumbuh 8,9% (yoy), meskipun untuk industri sedikit turun 0,5% (yoy). Dari sisi konsumsi, Indeks Keyakinan Konsumen terjaga di angka 125, Mandiri Spending Indeks meningkat 40,0% (yoy), dan Indeks Penjualan Riil tumbuh 3,7% (yoy).

Baca Juga: Pemerintahan Jokowi-Maruf Berakhir di Oktober, Angka Kemiskinan Masih Jauh dari Target

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia alhamdulillah selama periode 2023 masih bisa bertahan di 5 persen atau dalam hal ini 5,05 persen. Ini karena kuartal empat tetap terjaga di atas 5 persen,” ujarnya. 

Namun secara global, Bendahara Negara memproyeksi pelemahan ekonomi masih terjadi. Ketidakpastian geopolitik masih perlu terus diwaspadai. 

Selain itu, tekanan inflasi dan suku bunga global, serta proteksionisme yang menurunkan ekspor juga menjadi sejumlah risiko yang perlu dicermati. 

World Bank dan IMF memperkirakan pertumbuhan global masing-masing sebesar 2,6% dan 3,1% untuk tahun 2023. Lalu 2,4% dan 3,1% untuk tahun 2024, serta 2,7% dan 3,2% untuk tahun 2025. 

Sementara, proyeksi inflasi tetap tinggi (IMF: 6,8% tahun 2023, 5,8% tahun 2024 dan 4,4% tahun 2025).

Baca Juga: Menko PMK soal Target Kemiskinan 7,5 Persen: Kemungkinan Besar Tidak akan Tercapai

Di sisi lain, PMI Manufaktur Global per Januari 2024 mulai membaik. Aktivitas sektor manufaktur di Amerika Serikat, Korea Selatan, Vietnam, Brazil, dan Australia pulih ke zona ekspansi. 

Sedangkan Indonesia bersama India terus melanjutkan ekspansi. Sementara, jumlah negara yang mengalami kontraksi berkurang menjadi 50%, antara lain Eropa, Jerman, Perancis, Italia, Inggris, Jepang, Thailand, Malaysia, Turki, Kanada, dan Afrika Selatan.

“Pelemahan global dan tren harga komoditas yang melemah harus kita waspadai karena akan berpotensi mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia,” ucap Sri Mulyani. 



Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x