Kompas TV ekonomi energi

RI Butuh Rp1.300 T untuk Kembangkan EBT, Ganjar Bakal Gandeng Investor Kalau Menang Pilpres

Kompas.tv - 9 November 2023, 09:57 WIB
ri-butuh-rp1-300-t-untuk-kembangkan-ebt-ganjar-bakal-gandeng-investor-kalau-menang-pilpres
Bakal capres dari PDI Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo (kiri) bersama bakal cawapresnya, Mahfud MD, mengepalkan tangan dalam acara deklarasi pasangan capres dan cawapres di Jakarta, Rabu, 18 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo/Tatan Syuflana)
Penulis : Dina Karina | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV- Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo mengatakan, Indonesia bisa membuka sumber pertumbuhan ekonomi baru dengan mengembangkan ekonomi hijau, biru hingga digital.

Meskipun biaya yang diperlukan tidak sedikit, pemerintah bisa mengajak swasta, baik asing maupun lokal untuk berinvestasi di sektor energi hijau.

"Di transisi hijau, kalau mau mengurangi kerusakan lingkungan angkanya Rp 1.300 triliun, padahal kalau ada polusi ini duitnya terserap segitu juga. Lalu, sekarang lagi panas dan angin, itu bisa jadi EBT (energi baru terbarukan)," kata Ganjar dalam acara Sarasehan 100 Ekonom 2023, di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Baca Juga: Jika Jadi Presiden, Prabowo Usung Program Makan Siang Gratis untuk Anak Sekolah, Anggarannya Rp400 T

"Mau gak investasi ke EBT Indonesia, Anda butuh investasi ke sini. Tapi Anda butuh energi yang besar," ungkapnya.

Dari sisi ekonomi biru, Ganjar memaparkan 77 persen wilayah Indonesia berupa laut dan perairan.

Namun sektor maritim hanya berkontribusi 7,6 persen dari Produk Domestik Bruto pada 2021.

Menurut dia, masih banyak potensi sektor maritim yang perlu dikembangkan dan dioptimalkan untuk meningkatkan kontribusinya kepada perekonomian nasional. Misalnya dengan membuat program wisata lestari.

Baca Juga: Anies Baswedan akan Lanjutkan Hilirisasi dan BLT dari Era Jokowi

Yaitu lewat peningkatan kemudahan dan konektivitas akses objek wisata, mendorong wisata konservasi dan kearifan lokal.

Lalu melakukan skill set lewat vokasi keterampilan, teknik lingkungan dan ekonomi manajemen.

"Ada juga sustainable fishing, dari 12 juta ton ke 15 juta ton. Itu jadi perdebatan dan belum usai, apakah penangkapan berukur itu bisa berdampak. Kita belum bisa mengatur itu ke nelayan. Tapi di sisi lain ada potensi blue carbon credit. Anak muda itu tertarik. Dalam kepemimpinan asean itu kita bisa ambil potensi carbon credit dan carbon tradingnya. Jadi kita punya kekuatan cukup bagus," jelasnya.



Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x