Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Impor Beras ke Indonesia akan Dihentikan setelah Beras Cadangan Pemerintah Mencukupi

Kompas.tv - 18 April 2023, 05:25 WIB
impor-beras-ke-indonesia-akan-dihentikan-setelah-beras-cadangan-pemerintah-mencukupi
Kementerian Keuangan memastikan, bansos pangan jelang Puasa akan mulai diberikan pada bulan Maret ini. Bansos itu berupa beras, telur, dan daging ayam, serta akan diberikan selama 3 bulan. Yakni dari Maret, April, dan Mei atau sampai setelah Lebaran. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPS.TV - Wacana impor beras sebanyak 2 juta ton akan segera dihentikan pemerintah, setelah pasokan dalam negeri sudah mencukupi.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa mengatakan, kuota impor sebesar 500.000 ton kini sedang berjalan. 

Namun, kebutuhan selanjutnya akan ditinjau ulang dengan mempertimbangkan kemampuan pengadaan dalam negeri.

“Targetnya 500.000 ton masuk dulu. Kalau proses Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam negeri potensinya bagus, begitu kita yakin bisa penuhi dari dalam negeri, otomatis 500.000 ton ini jalan, (sementara) sisanya ditunda dulu,” kata Ketut dikutip dari Kompas.id, Senin (17/4/2023).

Terhitung mulai Sabtu (15/4/2023) kemarin, CBP baru mencapai 222.554 ton setara beras dari target sebesar 2,4 juta ton.

Baca Juga: Perum Bulog Subdivisi Regional Lhokseumawe Menerima Beras Impor dari Vietnam Sebanyak 7.500 Ton

Kemudian pemerintah perlu segera mendistribusikan sekitar 640.590 ton beras untuk 21,35 juta keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) yang masing-masing keluarga menerima 10 kilogram untuk kebutuhan selama Maret-Mei 2023.

Ketut berharap dalam waktu tiga bulan ke depan, produksi dari daerah-daerah yang termasuk dalam Kerangka Sampel Area (KSA) yang ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS) membaik. Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau akan tiba pada April 2023 dan memuncak pada Agustus 2023.

“Kalau tidak ada puso, Bulog bisa menyerap (CBP) dengan baik dan impor harus stop. Kalau belum, keran impor harus tetap kita buka. Dengan begitu, intervensi stabilisasi harga bisa tetap dilaksanakan. Tahun 2023 ini penuh tantangan, tetapi kita harus mulai,” kata Ketut.

Kepala Divisi Pengadaan Pangan Lain Perum Bulog Yayat Hidayat F mengatakan, pengadaan beras dalam negeri untuk stok CBP membaik pada April 2023, yakni dengan jumlah mencapai 128.255 ton. Jumlah ini meningkat lebih dari 50 persen dari 80.605 ton pada bulan sebelumnya.

Baca Juga: Perum Bulog Subdivisi Regional Lhokseumawe Menerima Beras Impor dari Vietnam Sebanyak 7.500 Ton

Soal harga GKP dan beras medium yang kini berada di atas HPP, Yayat mengatakan, tren ini sebenarnya sudah berlangsung sejak 2016. Harga pasaran selalu berada di atas HPP kecuali pada bulan-bulan tertentu ketika keduanya bersinggungan, paling sering di antara Januari-April.

“Ini memberikan gambaran kondisi harga di lapangan. Sebenarnya untuk Bulog, HPP itu upaya menyerap surplus (pasokan) dari pasar. Ini jadi motivasi bagi petani untuk terus berproduksi. Tetapi kali ini pasar sendiri mampu menyerap semuanya karena harganya selalu di atas HPP,” kata Yayat.

Meski begitu, Bulog tetap akan berupaya memenuhi CBP sebesar 2,4 juta ton yang dikarenakan ada kebutuhan untuk penyaluran bantuan pangan, program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), bencana alam, serta bantuan pemerintah lainnya. Penyaluran itu membutuhkan sedikitnya 1,31 juta ton.

“Fungsi CBP adalah (salah satunya) stabilisasi harga yang senantiasa kami lakukan lewat intervensi pemerintah, baik lewat operasi pasar atau penugasan pemerintah kepada Bulog. Di akhir tahun, kami diminta mengelola stok sisa 1,2 juta ton,” kata dia. 

Baca Juga: Ribuan Warga Rela Antri Demi Beras Gratis


 



Sumber : Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x