Kompas TV cerita ramadan takjil

Bubur Sayur Lodeh, Takjil Sarat Filosofi di Masjid Kauman Yogyakarta

Kompas.tv - 6 April 2022, 16:52 WIB
bubur-sayur-lodeh-takjil-sarat-filosofi-di-masjid-kauman-yogyakarta
Jemaah Masjid Sabillurosya'ad, Kauman, Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta memiliki tradisi turun-temurun berupa takjil bubur sayur lodeh. (Sumber: Switzy Sabandar/KOMPAS.TV)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Vyara Lestari

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Jemaah Masjid Sabillurosya'ad, Pedukuhan Kauman, Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul memiliki tradisi turun-temurun yang dilakukan saat bulan Ramadan. Ibu-ibu dan remaja putri bahu-membahu menyiapkan takjil bubur sayur.

Setiap hari selama Ramadan, ratusan porsi bubur sayur dibagikan gratis untuk masyarakat sekitar. Tradisi ini pernah terhenti satu kali, yakni pada awal pandemi Covid-19 tahun 2020.

“Selain bisa dinikmati saat buka puasa di masjid, bisa juga dibungkus untuk warga yang tidak hadir di masjid,” ujar Ketua Takmir Masjid Sabilurrosya'ad, Hariyadi, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga: Harga Bahan Takjil Naik di Awal Bulan Ramadan

Menurut Hariyadi, masyarakat sudah terbiasa dengan takjil bubur sayur, sehingga warga yang sakit dan lansia tetap minta. Biasanya, kerabat atau keluargalah yang membawa pulang bubur agar dapat dimakan di rumah.

Ternyata, Masjid Sabillurosya'ad tidak asal dalam memilih menu bubur ini untuk takjil buka puasa.  Ada makna filosofis dalam menu bubur sayur tersebut.

Hariyandi bercerita, tradisi takjil bubur ini peninggalan pendiri masjid yaitu Panembahan Bodho pada abad ke-16. Bubur berasal dari kata bibirin yang berarti hal yang bagus. Maknanya, masyarakat datang ke masjid untuk mendapatkan hal yang baik, yakni ajaran agama.  

Bubur juga dimaknai dengan kata beber atau memberikan penjelasan dengan pengajian tentang agama Islam. Selain itu, bubur juga serapan dari kata babar yang berarti merata. Maksudnya, agama Islam berlaku bagi semua kalangan, baik tua muda, kaya miskin, pejabat atau orang biasa.

Tekstur bubur yang halus dan lembut menyimbolkan penyampaian ajaran agama Islam dengan lemah lembut, tidak menggunakan kekerasan, dan mudah dicerna.

“Sama halnya dengan takjil dengan bubur ini yang cocok dengan yang berpuasa, enak di perut, mudah dicerna, tidak menimbulkan sakit perut," ucapnya.

Baca Juga: Penjualan Takjil Ramai Di Ruas Jalan Sorong Jelang Buka Puasa

Selama ini, bubur di masjid ini selalu dipadukan dengan sayur lodeh untuk menu buka puasa. Kendati demikian, warga juga ada yang bersedekah menambah menu untuk berbuka puasa, seperti lauk-pauk atau mi lethek.

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x