Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

PUPR: Suku Bunga Rumah Subsidi Tak Naik Meski Bank Dunia Naikkan Suku Bunga

Kompas.tv - 4 Oktober 2022, 16:01 WIB
pupr-suku-bunga-rumah-subsidi-tak-naik-meski-bank-dunia-naikkan-suku-bunga
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna di Jakarta, Selasa (4/10/2022). Kementerian PUPR mengungkapkan kenaikan suku bunga The Fed tidak akan mempengaruhi suku bunga rumah subsidi (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV –  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan kenaikan suku bunga yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat yakni, Federal Reserve (The Fed) tidak akan mempengaruhi suku bunga rumah subsidi di Indonesia.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna menjelaskan, langkah tersebut karena komitmen pemerintah untuk tetap menggunakan suku bunga 5 persen untuk bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Yang bisa dilakukan dari sisi Kementerian PUPR adalah membuat cicilan (rumah) yang terjangkau dalam bentuk bantuan dan kemudahan," katanya, Selasa (4/10/2022), dikutip dari Antara.

Disebutkan, Kementerian PUPR tetap menggunakan suku bunga untuk FLPP pada angka 5 persen, walaupun untuk membuat suku bunga 5 persen itu, hampir 87,5 persen dari harga rumah harus disediakan di awal.

Baca Juga: BTN Akad Kredit Massal 3.000 Rumah Subsidi, Bekasi Paling Banyak

Padahal suku bunga KPR perumahan di pasar bisa mencapai 11 sampai dengan 12 persen. Dengan demikian, pemerintah sudah memberikan bantuan dan kemudahan sangat besar agar masyarakat bisa memiliki hunian pribadi berupa rumah subsidi.

Bentuk kemudahan lainnya yang diberikan ke masyarakat yakni, program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sehingga cicilan menjadi lebih rendah.

"Program lainnya yang perlu kami eksplorasi kembali adalah subsidi selisih bunga, jadi masyarakat tetap membayar dengan bunga yang terjangkau dan kelebihannya yang diintervensi oleh pemerintah," jelas Herry.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri (Menkeu) Mulyani Indrawati mengatakan akan terus mengantisipasi dampak kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) senilai 75 basis poin (bps) ke kisaran 3,00 sampai 3,25 persen.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed berpotensi memperlemah pertumbuhan ekonomi AS yang juga akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, sehingga Menkeu RI akan terus mengantisipasinya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x