Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Neraca Perdagangan Mei 2022 Surplus 2,9 Miliar Dollar AS, Cetak Rekor 25 Bulan

Kompas.tv - 15 Juni 2022, 14:19 WIB
neraca-perdagangan-mei-2022-surplus-2-9-miliar-dollar-as-cetak-rekor-25-bulan
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas dengan menggunakan alat berat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/4/2022). (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Dina Karina | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2022 mengalami surplus 2,90 miliar dolar AS. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, surplus didapat dengan nilai ekspor 21,51 miliar dolar AS dan impor 18,61 miliar dolar AS.

"Dengan demikian, surplus neraca perdagangan ini terjadi selama 25 bulan berturut-turut," kata Setianto dalam konferensi pers yang dipantau secara virtual, Rabu (15/6/2022).

Ia menjelaskan, sektor non-migas mencatat surplus perdagangan tinggi yakni 4,75 miliar dolar AS. Namun untuk sektor migas, mengalami defisit perdagangan sebesar 1,86 miliar dolar AS. Pasalnya, harga energi di pasar global terus meningkat.

Sementara komoditas non-migas penyumbang surplus terbesar pada Mei 2022 adalah bahan bakar mineral, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewan nabati.

Baca Juga: Peruri Dapat Kontrak Cetak 1 Juta Paspor Sri Lanka, Nilainya Rp31 M

Sedangkan perdagangan RI mengalami surplus terbesar dengan tiga negara pada Mei 2022 yaitu dengan India, Amerika Serikat, dan Filipina.

India menjadi negara yang menyumbang surplus peedagangan terbesar dengan angka 1,5 miliar dolar AS pada Mei 2022 dan komoditas utama berupa bahan bakar mineral dan produk kimia.

"Kemudian, surplus terbesar kedua disumbang oleh Amerika Serikat yang mencapai 1,2 miliar dolar AS dengan komoditas utama mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, dan aksesori atau rajutan," ujar Setianto.

Selanjutnya, surplus Indonesia dengan Filipina mencapai 833,6 juta dolar AS menyumbang surplus pada Mei 2022 dengan komoditas utama bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya.

Baca Juga: Daging Sapi "Sakit PMK" Dijual Rp35.000- Rp40.000 per Kg di Pamekasan

Di sisi lain, Indonesia juga mengalami defisit dengan beberapa negara. Di antaranya dengan Australia mengalami defisit 535,5 juta dolar AS dengan perdagangan utamanya bahan bakar mineral, logam mulia, dan perhiasan atau permata.

Lalu, defisit perdagangan juga terjadi dengan China pada Mei 2022 sebesar 479,8 juta dolar AS, di mana komoditas penyumbang defisit terbesar yakni mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.

Selanjutnya, perdagangan dengan negara tetangga Thailand juga mengalami defisit 331,9 juta dolar AS dengan komoditas utama penyumbang defisit yakni gula, kembang gula, serta plastik dan barang dari plastik.

"Dengan demikian neraca perdagangan RI secara kumulatif pada Januari-Desember 2022 mengalami surplus 19,79 miliar dolar AS dengan total ekspor 114,91 miliar dolar AS dan impor 95,18 miliar dolar AS," terang Setianto.



Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x