Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Ketika Badai El Nina dan Meningkatnya Kebutuhan Pakan Miliaran Babi Sebabkan Harga Kedelai Naik

Kompas.tv - 19 Februari 2022, 09:10 WIB
ketika-badai-el-nina-dan-meningkatnya-kebutuhan-pakan-miliaran-babi-sebabkan-harga-kedelai-naik
Pekerja melakukan proses pembuatan tahu dari bahan baku kedelai di salah satu pabrik tahu di Pasir Putih, Depok, Jawa Barat, Selasa (15/2/2022). (Sumber: Kompas.tv.Ant)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Harga kedelai di Indonesia belakangan ini mengalami kenaikan. Bahkan beberapa pengusaha tahu dan perajin tempe minta subsidi dari pemerintah.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memaparkan penyebab tingginya harga keledai di Indonesia itu karena adanya beberapa permasalahan dari negara importir. Salah satunya adalah cuaca buruk El Nina di kawasan Amerika Selatan.

"Jadi permasalahan kedelai di Indonesia yang harganya belakangan ini naik karena adanya beberapa permasalahan dan terjadinya El Nina di Argentina," ungkap Muhammad Lutfi dilansir dari Antara, Sabtu (19/2/2022).

Baca Juga: Harga Kedelai Naik, Pengusaha Rumahan Keripik Tempe Terancam Merugi

Dia mengatakan, harga kedelai per gantang yang sebelumnya 12 dollar Amerika Serikat (AS) naik menjadi 18 dollar per gantang.

Selain dampak cuaca buruk El Nina di Argentina dan kawasan Amerika Selatan yang menjadi negara pengimpor, tingginya harga kedelai juga dipengaruhi oleh kebutuhan besar di Cina.

Lutfi menyebut, baru-baru ini, di negeri tirai bambu Cina ada lima miliar babi baru yang semuanya itu pakannya adalah kedelai.

"Di Cina itu, awalnya peternakan babi di sana tidak makan kedelai, tapi sekarang makan kedelai. Apalagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan Cina itu makan kedelai," katanya.

Baca Juga: Harga Kedelai Meroket, Produsen Tahu Kurangi Produksi

Lebih lanjut, Lutfi menerangkan jika saat ini pihaknya sementara menyiapkan mitigasi dari melambungnya harga kedelai secara nasional.

"Sekarang ini kami sedang menyiapkan mitigasinya dan kesempatan pertama minggu depan akan kami umumkan kebijakannya seperti apa," terangnya.

Ia juga menyampaikan kebutuhan kedelai dalam negeri setiap tahunnya adalah 3 juta ton, sementara budi daya dan suplai kedelai dalam negeri hanya mampu 500 hingga 750 ton per tahunnya.

Sementara untuk menutupi kebutuhan nasional akan kedelai itu, pihaknya kemudian melakukan impor dari beberapa negara seperti negara dari kawasan Amerika Selatan tersebut.

Baca Juga: Menteri Perdagangan Janji Permasalahan Tingginya Harga Kedelai Impor akan Beres Pekan Depan



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x