Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Indonesia Hemat Rp13 T Untuk Pengadaan Vaksin karena Kerja Sama Bilateral

Kompas.tv - 31 Desember 2021, 08:27 WIB
indonesia-hemat-rp13-t-untuk-pengadaan-vaksin-karena-kerja-sama-bilateral
Kedatangan vaksin Covid-19 program kerja sama bilateral di Indonesia. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Dina Karina | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pemerintah Indonesia berhasil menghemat anggaran sebesar Rp13 triliun, untuk pengadaan vaksin. Penghematan anggaran dilakukan lewat kerja sama bilateral dengan sejumlah pihak, untuk memasok vaksin ke Indonesia.

"Penghematan ini karena efektifnya kerja sama bilateral yang Indonesia jalin dengan pihak luar sejak awal pandemi," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi, lewat keterangan tertulisnya dikutip Jumat, (31/12/2021).

Nadia menjelaskan, Indonesia mendapat donasi vaksin lewat fasilitas COVAX dari beberapa negara. Yaitu Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, Australia, Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Italia, Uni Emirat Arab dan Belanda.

Baca Juga: Mulai 1 Januari 2022, Tarif Antigen di 83 Stasiun Ini Turun Jadi Rp35.000

Terbaru, Indonesia mendapat 438.750 dosis vaksin Pfixer donasi COVAX, pada Kamis (30/12) kemarin.

Vaksin tersebut akan segera didistribusikan ke wilayah-wilayah yang masih membutuhkan vaksin.

Selain lewat fasilitas COVAX, pemerintah juga berupaya mendatangkan vaksin denhannskema lainnya.

"Sehingga total vaksin yang sudah datang baik dalam bentuk bulk atau bahan baku dan vaksin jadi adalah 458.508.165 dosis," tutur Nadia.

"Anggaran vaksin Covid-19 bersisa Rp13 triliun pada tahun 2021 menjadi bukti pemerintah berhasil menghemat anggaran dan mengurangi beban keuangan negara dalam penanganan Covid-19," tambahnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Tetapkan UMK Jabar Naik 5 Persen, tapi Ada Syaratnya

Walaupun Indonesia telah melampaui target WHO untuk capaian vaksinasi, ada beberapa wilayah yang capaiannya masih perlu dioptimalkan.

Pemerintah pusat pun mendorong daerah-daerah yang capaian vaksinasinya masih rendah atau belum mencapai target, untuk melakukan upaya ekstra untuk meningkatkannya.

"Termasuk di dalamnya adalah memberikan pemahaman dan ajakan kepada masyarakat yang masih enggan untuk divaksinasi. Terutama bagi kelompok lansia yang masuk kategori rentan dan berisiko tinggi," ujar Nadia.



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x