Kompas TV nasional berita kompas tv

Kata Menag Mudik di Tengah Wabah Corona Lebih Banyak Mudaratnya

Kompas.tv - 21 April 2020, 23:46 WIB
kata-menag-mudik-di-tengah-wabah-corona-lebih-banyak-mudaratnya
Ilustrasi ribuan orang yang hendak mudik ke kampung halaman. (Sumber: KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY)
Penulis : Johannes Mangihot

JAKARTA, KOMPASTV – Kebijakan pemerintah melarang masyarkat perantau pulang ke kampung halaman merupakan langkah tegas untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19).

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menilai, mudik di masa pandemi corona lebih banyak mudarat dibanding kebaikan. 

Fachrul mengakui mudik alias pulang kampung sudah menjadi budaya masyarakat, saat Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Namun masyarakat tidak akan kehilangan suasana Ramadan meski tak bisa mudik.

Ia menilai saat ini masyarakat yang tidak mudik di tengah wabah virus corona justru memiliki banyak waktu untuk beribadah secara khusyuk di rumah.

Baca Juga: Tegas! Ancaman bagi yang Nekat Mudik: Putar Balik atau Denda Rp 100 Juta

"Karena mudik itu selalu kita garisbawahi memang mudaratnya lebih banyak di situasi saat ini. Kita mudik tanpa disadari membawa benih-benih virus ke kampung," ujar Fachrul seusai rapat bersama Presiden melalui konferensi video, Selasa (21/4/2020).

Lebih lanjut, Fachrul menjelaskan salah satu alasan pemerintah menetapkan larangan mudik berlaku Jumat (24/4/2020) untuk mencegah lonjakan pemudik di awal Ramadan.

Jika tidak diantisipasi, kemungkinan besar lonjakan pemudik akan bertambah seiring waktu Hari Raya Idul Fitri.

"Kalau awal Ramadhan sudah diingatkan dilarang, sehingga kita enggak usah ambil ancang-ancang pulang kampung. Kita siap-siap saja berbuka puasa, makan sahur, tarawih, tadarus di rumah. Kemenag mendukung sekali pelarangan (mudik) ini dilajukan lebih awal," ujar Fachrul.

Baca Juga: Sebanyak 6 Ribu Orang Tinggalkan Jakarta Tujuan Paling Banyak Lampung, Jateng dan Jabar

Presiden Jokowi menetapkan larangan mudik bagi seluruh masyarakat perantauan di Jabodetabek ke kampung halaman masing-masing.

Keputusan itu disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, melalui konferensi video, Selasa (21/4/2020).

Jokowi beralasan masih banyak masyarakat perantauan yang bersikeras untuk mudik. Dari data Kementerian Perhubungan, sebanyak 24 persen masyarakat memutuskan tetap mudik.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Kemenag Imbau Masyarakat Tidak Ziarah Demi Mencegah Sebaran Virus Corona

Hal ini dikhawatirkan akan menjadi medium penularan Covid-19 di desa-desa sebab para perantau dianggap merupakan orang yang tinggal di episentrum virus corona di Indonesia.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x