Kompas TV otomotif news

Fraksi Demokrat Tolak Subsidi Kendaraan Listrik: Bukan Rakyat Miskin yang Membutuhkan

Kompas.tv - 24 Mei 2023, 10:31 WIB
fraksi-demokrat-tolak-subsidi-kendaraan-listrik-bukan-rakyat-miskin-yang-membutuhkan
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kiri) mengisi daya mobil listrik saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Fraksi Partai Demokrat (FPD) menolak kebijakan subsidi kendaraan listrik. Hal itu disampaikan anggota fraksi Demokrat Rizki Aulia Natakusumah saat menyampaikan pandangan Fraksi Partai Demokrat atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM dan PPKF) RAPBN Tahun Anggaran 2024 dalam Rapat Paripurna ke-24 Masa Sidang V Tahun Sidang 2022-2023, Selasa (23/52023).

Ia menilai, pemberian subsidi kendaraan listrik tidak tepat. Mengingat, subsidi untuk kendaraan listrik pribadi yang merasakan manfaatnya adalah pengusaha dan masyarakat yang mampu.  

"Pemberian subsidi untuk kendaraan listrik pribadi justru kontra produktif,  karena seolah olah subsidi diberikan kepada pengusaha, bukan kepada rakyat miskin yang membutuhkan," ujar Rizki dikutip dari situs dpr.go.id. 

Baca Juga: Anies Baswedan Kritik Subsidi Mobil Listrik Tak Tepat Sasaran, Luhut: Suruh Dia Temui Saya!

Alih-alih memberikan subsidi, Fraksi Partai Demokrat mendorong pemerintah agar dapat mengalokasikan subsidi untuk membangun infrastruktur ramah lingkungan dan mendukung transportasi massal. "Infrastruktur dasar listrik dan transportasi massal berbasis listrik perlu dibangun oleh Pemerintah untuk mendukung pergerakan masyarakat," katanya. 

Fraksi Partai Demokrat juga meminta kepada pemerintah dalam penyusunan APBN 2024 untuk fokus pada pencapaian target RPJMN 2020-2024 dan menjadi momentum mendukung berbagai program pemberdayaan seperti pengentasan kemiskinan ekstrim, penurunan stunting dan peningkatan layanan dan akses pendidikan serta kesehatan. 

Ia mengatakan, APBN harus menjadi agen perubahan untuk mewujudkan peningkatan kualitas SDM Manusia Indonesia melalui perbaikan akses dan layanan pendidikan serta kesehatan.

Program perlinsos dan subsidi harus lebih ditekankan agar efisien, tepat sasaran dan responsif sehingga mendukung program pengurangan kemiskinan ekstrem. Perbaikan basis data penerima merupakan pekerjaan besar yang perlu dilakukan pemerintah.  


Mengingat 2024 merupakan tahun politik, FPD memastikan agar pemerintah dapat tetap fokus untuk kepentingan rakyat dan keberlanjutan skala prioritas. Menurut Rizki, pemerintah perlu melakukan penyesuaian anggaran untuk mempersiapkan pengamanan jelang pemilu 2024. 

Baca Juga: Daftar Stasiun Pengisian Mobil Listrik di Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Ada 21 Charger, Ini Lokasinya!

 "Dalam hal ini, automatic adjustment dalam anggaran dapat dilakukan, namun jangan sampai keberlanjutan program prioritas menjadi terganggu dan tidak terarah," ungkap Rizki.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x