Kompas TV internasional kompas dunia

Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Melebihi 44.000, Operasi Penyelamatan Mulai Dihentikan Minggu Malam

Kompas.tv - 19 Februari 2023, 09:23 WIB
korban-tewas-gempa-turki-suriah-melebihi-44-000-operasi-penyelamatan-mulai-dihentikan-minggu-malam
Korban selamat gempa Turki dan Suriah di lokasi pengungsian Gaziantep, Jumat, (10/2/2023) membakar api unggun di tengah suhu beku, (Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Gading Persada

ANKARA, KOMPAS.TV - Korban jiwa gempa Turki dan Suriah dilaporkan telah melebihi 44.000 orang.

Selain itu, jumlah korban yang selamat setelah nyaris dua pekan sejak gempa berkekuatan magnitudo 7,8 dan 7,5 terjadi, terus mengalami penurunan.

Dilaporkan, jumlah korban tewas di Turki saat ini telah mencapai 40.642 orang, sedangkan di Suriah disebutkan jumlahnya melebihi 3.688 orang.

Dikutip dari The Strait Times, Kepala Badan Bencana Turki, Yunus Sezer pun mengatakan operasi penyelamatan sebagian besar akan dihentikan pada Minggu (19/2/2023) malam.

Baca Juga: Begini Pesan Terakhir Dosen UII kepada Istrinya Sebelum Hilang Kontak di Istanbul Turkiye

Kentor Berita Turki, Anadolu melaporkan tiga orang diselamatkan pada Sabtu (18/2/203), 12 hari setelah bencana gempa.

Namun, salah satu dari mereka, seorang bocah berusia 12 tahun dilaporkan meninggal.

Sedangkan kelompok penyelamat dari Kyrgyszstan terus bekerja di Antakya dengan harapan menemukan lebih banyak orang yang selamat untuk ditarik keluar.

Hal itu mereka lakukan setelah uji thermal menunjukkan masih adanya tanda-tanda kehidupan.

Pada Jumat (17/2), tim tersebut berhasil menarik keluar empat orang dari reruntuhan, termasuk pria berusia 45 tahun dan bocah berusia 14 tahun di Provinsi Hatay.

Gempa bumi di Turki dan Suriah terjadi pada Senin (6/2) pagi, ketika banyak orang masih tidur.

Baca Juga: Erdogan Hubungi 'Gadis Ajaib' yang Selamat usai 10 Hari Terkubur Reruntuhan akibat Gempa Turki

Gempa dahsyat tersebut membuat sejumlah besar bangunan dan rumah yang tak dibuat untuk menghadapi getaran menjadi runtuh.

Bencana tersebut pun memberikan tekanan terhadap Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, karena lambatnya respons.

Selain itu juga muncul pertanyaan terhadap pemerintahannya mengapa mengizinkan bangunan dengan kualitas rendah didirikan.

Pasalnya, pejabat Turki telah berjanji setelah gempa pada 1999, yang menewaskan lebih dari 17.000 orang di barat laut Turki, bahwa peraturan bangunan akan diperkuat.


 



Sumber : The Strait Times/Anadolu Agency


BERITA LAINNYA



Close Ads x