Kompas TV internasional kompas dunia

Dilanda Gempa Parah, Suriah Minta Barat Cabut Blokade: BBM untuk Salurkan Bantuan pun Kami Tak Punya

Kompas.tv - 8 Februari 2023, 20:52 WIB
dilanda-gempa-parah-suriah-minta-barat-cabut-blokade-bbm-untuk-salurkan-bantuan-pun-kami-tak-punya
Ilustrasi. Warga kota Jinderis, Suriah, memakamkan kerabat dan tetangga mereka yang tewas tertimpa puing reruntuhan bangunan akibat gempa Suriah yang terjadi di Turki berkekuatan 7,8 magnitudo. Kepala Bulan Sabit Merah Suriah Khaled Hboubati mendesak negara-negara Barat untuk mencabut blokade dan sanksi kepada pemerintah Suriah demi korban gempa. (Sumber: AP Photo/Ghaith Alsayed)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Purwanto

DAMASKUS, KOMPAS.TV - Kepala Bulan Sabit Merah Suriah Khaled Hboubati mendesak negara-negara Barat untuk mencabut blokade dan sanksi kepada pemerintah Suriah. Hal tersebut demi membuka arus bantuan internasional ke wilayah Suriah yang terdampak gempa.

Hboubati mendesak Uni Eropa agar mencabut sanksi karena gempa 7,8M yang melanda pada Senin (6/2/2023) lalu berdampak dahsyat, baik di wilayah pemerintah ataupun pemberontak.

Hboubati menyebut organisasinya siap menyalurkan bantuan ke setiap wilayah Suriah, termasuk wilayah yang tidak dikontrol pemerintah.

Wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah telah didatangi bantuan dan regu penyelamat berbagai negara, termasuk sekutu utama Bashar Al-Assad, Rusia. Uni Emirat Arab, Irak, Iran, dan Aljazair diketahui juga telah mengirim pesawat berisi bantuan ke Damaskus.

Baca Juga: Derita Gempa Suriah: Penyaluran Bantuan Terhambat Zona Konflik dan Sanksi Barat

Meskipun demikian, sanksi dan blokade Barat tetap saja menyulitkan penyaluran bantuan ke korban gempa. Hboubati menyebut sanksi-sanksi yang ada memperparah "situasi kemanusiaan yang sulit" di Suriah.

Bahkan tidak ada bahan bakar untuk mengirim konvoi (bantuan dan regu penyelamat). Ini dikarenakan blokade dan sanksi," kata Hboubati dikutip Associated Press.

Secara teori, penyaluran bantuan ke wilayah yang dikuasai pemerintah tidak dihalangi sanksi. Pasalnya, baik Uni Eropa ataupun Amerika Serikat (AS) mengatur pengecualian untuk bantuan kemanusiaan.

Akan tetapi, realitanya, situasi di lapangan lebih rumit. Peneliti dari Century International, Aaron Land bayangan sanksi masih membayangi pihak-pihak yang menjadi perantara bantuan kendati ada pengecualian.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x