Kompas TV internasional kompas dunia

Ketika Yasser Arafat Diangkat Jadi Ketua PLO, Hubungan Selalu Dekat dengan Semua Presiden Indonesia

Kompas.tv - 3 Februari 2023, 07:12 WIB
ketika-yasser-arafat-diangkat-jadi-ketua-plo-hubungan-selalu-dekat-dengan-semua-presiden-indonesia
 
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Desy Afrianti
Pemimpin Palestina Yasser Arafat saat bertemu Presiden Soeharto di Jakarta 1992 (sumber: Kompas.ID)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Hari ini 3 Februari 54 tahun silam, tepatnya 3 Februari 1969, Yasser Arafat dilantik sebagai Ketua PLO, organisasi pembebasan Palestina.

Sejak itu nama Arafat menjadi simbol perjuangan rakyat Palestina untuk lepas dari cengkraman Israel. Pria kelahiran Kairo, Mesir 24 Agustus 1929 itu, sebenarnya adalah lulusan Teknik dari Universitas Raja Faud I (kemudian berganti nama menjadi Universitas Kairo) pada tahun 1947. Selama masa kuliahnya inilah, Arafat mengadopsi nama Yasser, yang berarti "santai" dalam bahasa Arab

Namun saat terjadi perang Arab-Israel 1948, dia ikut memanggul senjata di medan tempur. 

Baca Juga: Keponakan Yasser Arafat Tuding Israel Berada di Balik Kematian Tokoh Perlawanan Palestina Itu

Setelah dilantik jadi pemimpin tertinggi PLO, hidupnya didedikasikan untuk membebaskan bangsa Palestina. Organisasi memiliki "perwakilan sah dari bangsa Palestina" oleh 100 negara dan mendapatkan status peninjau oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak 1974.

Bukan hanya upaya perang, jalan damai pun selalu dia upayakan. Salah satunya yang paling fenomenal adalah perjanjian damai 1993 bersama pemimpin Israel Yitzhak Rabin, dan Shimon Peres. Mereka bertiga kemudian dianugerahi Nobel perdamaian setahun kemudian.

Di Indonesia, nama Arafat sangat dikenal. Hubungan emosional antara Indonesia dan Palestina yang sama-sama pernah merasakan penjajahan jadi faktor utama. 


Arafat pernah ke Indonesia bertemu dengan Presiden Soeharto dalam KTT Non-Blok ke-10 di Jakarta pada 1992 silam. Keduanya tampak hangat saling bersalaman.

Ketika Habibie menggantikan Soeharto sebagai presiden, Arafat pun datang berkunjung ke Jakarta pada 1999. 

Di era Reformasi, Arafat kembali mengunjungi Indonesia dan bertemu Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (kiri) dan Wakil Presiden (Wapres) Megawati Soekarnoputri, di Istana Negara Jakarta pada 16 Agustus 2000.

Baca Juga: Parah! Populasi Pemukim Israel di Wilayah Tepi Barat Palestina Tembus 500 Ribu Orang

Kehangatan para pemimpin Indonesia dan Arafat selalu terlihat menonjol. Mereka saling berangkulan dan bergandengan tangan.

Ketika meninggal dunia tahun 2004, Susilo Bambang Yudhoyono yang baru sebulan dilantik jadi presiden, datang melayat ke Mesir tempat jasadnya disemayamkan. Arafat kemudian dimakamkan di Ramallah, Palestina pada 13 November 2004.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x