Kompas TV nasional politik

Sufmi Dasco Akui Pegang Salinan Surat Perjanjian Prabowo dengan Anies, Apa Isinya?

Kompas.tv - 31 Januari 2023, 22:42 WIB
sufmi-dasco-akui-pegang-salinan-surat-perjanjian-prabowo-dengan-anies-apa-isinya
Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat memberi sambutan dalam acara pengundian nomor urut parpol peserta pemilu 2024 di gedung KPU, Rabu (14/12/2022). (Sumber: YouTube KPU/KOMPAS TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad tidak membantah bahwa dirinya menyimpan surat perjanjian Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Sandiaga Uno.

Sufmi Dasco menyatakan saat ini dirinya masih menyimpan surat perjanjian yang ditulis tangan oleh Fadli Zon. 

Namun Dasco tidak ingin mengungkap isi surat tersebut karena bersifat internal yang tidak bisa dikonsumsi oleh publik. 

Wakil Ketua DPR itu juga membantah pihak yang menentang surat perjanjian Prabowo, Anies dan Sandiaga tidak benar.

Baca Juga: Sandiaga Uno Ungkap Surat Perjanjian Prabowo kepada Anies Baswedan dan Dirinya sejak 2016

Menurutnya satu saat nanti, akan dibeberkan apa saja poin-poin dalam surat perjanjian tersebut.

Belakangan muncul salah satu poin dalam surat perjanjian tersebut yang menyatakan Anies tidak berhadapan dengan Prabowo dalam pemilihan presiden (Pilpres).

"Lihat perkembanganlah nanti apakah kita kemudian akan cerita sedikit atau bagaimana. Yang pasti itu memang ditulis oleh Pak Fadli. Barangnya sekarang ada di saya," ujar Dasco di kompleks DPR, Selasa (31/1/2023).

Sebelumnya surat perjanjian tersebut diungkap Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno usai Rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Mar'uf Amin di Istana Merdeka, Senin (30/1/2023).

Baca Juga: Resmi! Anies Baswedan Kantongi Tiket Maju ke Bursa Pilpres 2024!

Menurut Menparekraf itu surat yang ditandatangani Prabowo, Anies dan dirinya pada Septermber 2016 disimpan oleh Sufmi Dasco. Surat perjanjian tersebut terkait Pilkada DKI Jakarta 2017 yang ditulis tangan oleh Fadli Zon.

Kala itu, sambung Sandi, surat perjanjian tersebut dibutuhkan karena perlunya kesepakatan bersama terkait langkah politik dirinya bersama Anies Baswedan, serta Prabowo Subianto ke depan.

Ia mengatakan, surat perjanjian tersebut dapat dijadikan acuan evaluasi, terkait mana saja hal yang telah atau belum terpenuhi.

"Bahwa tertulis dan bisa dievaluasi mana yang dipenuhi mana yang belum dipenuhi mana yang sampai sekarang tidak terjadi dan itu bisa dijadikan salah satu acuan," ujarnya.

Baca Juga: Soal Perjanjian Politik Anies-Prabowo, Waketum Gerindra: Bila Tak Dipatuhi, Enggak Masalah

Di sisi lain Sudirman Said yang merupakan utusan dari tim kecil Anies Baswedan menyebut dirinya tidak pernah mendengar adanya perjanjian Prabowo dengan Anies. 

Sudirman hanya mengetahui kala itu, dia diminta Prabowo untuk menawarkan ke Anies sebagai pendamping Prabowo jika maju di Pilpres. Tapi, tawaran itu ditolak oleh Anies Baswedan. 

"Yang ada adalah, saya ini (sempat) membantu Pak Prabowo, ikut membicarakan kepada Pak Anies kemungkinan Pak Anies bersedia menjadi cawapres atau tidak," ujar Sudirman seperti dikutip dari Kompas.com.


 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x