Kompas TV internasional kompas dunia

Ini Negara Pertama yang Rayakan Tahun Baru 2023, Tujuh Jam Lebih Awal dari Indonesia

Kompas.tv - 31 Desember 2022, 21:18 WIB
ini-negara-pertama-yang-rayakan-tahun-baru-2023-tujuh-jam-lebih-awal-dari-indonesia
Pesta kembang api menyambut Tahun Baru 2023 di Auckland, Selandia Baru pada Minggu (1/1/2023) dini hari waktu setempat atau Sabtu (31/12/2022) petang waktu Indonesia. (Sumber: Dean Purcel/NZ Herald via AP)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Setelah dua tahun pembatasan terkait pandemi Covid-19, malam Tahun Baru mulai dirayakan di sejumlah daerah Indonesia untuk menyambut 2023. Tahun akan berganti tepat pukul 00.00 WIB tanggal 1 Januari 2023 nanti, hanya beberapa jam setelah artikel ini diturunkan.

Usai 12 bulan yang diwarnai berbagai peristiwa mencolok, seperti pembunuhan Brigadir Yosua atau Tragedi Kanjuruhan yang hingga kini belum tuntas di Indonesia, atau perang Rusia-Ukraina dan pandemi Covid-19 yang belum selesai di tingkat internasional, masyarakat akan menyambut 2023 sebentar lagi.

Akan tetapi, sedikit trivia, ternyata ada negara yang merayakan Tahun Baru 2023 jauh lebih dulu dibanding Indonesia atau negara lain. Perayaan Tahun Baru 2023 pertama tercatat digelar tujuh jam lebih dulu dibanding Indonesia.

Sebagian negara kecil di kepulauan Pasifik telah merayakan Tahun Baru sekitar pukul 17.00 WIB tadi. Negara itu di antaranya adalah Samoa dan Kiribati.

Baca Juga: Banjir Semarang, Ganjar Pranowo Minta Warga Tidak Rayakan Tahun Baru di Luar Rumah

Kemudian, Selandia Baru merayakan Tahun Baru pada pukul 18.00 WIB. Lalu, sebagian Australia merayakannya pukul 20.00 WIB.

Patut diingat bahwa semua tempat itu tetap merayakan Tahun Baru 2023 pada 1 Januari pukul 00.00 waktu setempat. Hanya saja, zona waktu membuat perayaan ini berbeda-beda antarnegara.

Perbedaan zona waktu

Melansir National Geographic, negara-negara di dunia menentukan tanggal dan jam berdasarkan zona waktu masing-masing. Dunia memiliki garis penanggalan internasional yang menjadi acuan resmi penentuan dimulai atau berakhirnya hari-hari.

Garis penanggalan internasional, kasarnya, adalah garis khayali yang mengikuti garis bujur 180 derajat yang membelah Samudra Pasifik dari utara ke selatan.

Garis khayali ini membelah zona waktu menjadi dua bagian, yakni Coordinate Universal Time (UTC) plus (misal UTC +7 alias WIB) dan minus (misal UTC -9, waktu Alaska).

Garis tersebut memiliki acuan berupa garis bujur utama yang melintasi Greenwich, Inggris Raya.

Masing-masing negara di dunia bebas menentukan mau mengambil sisi waktu yang mana, apakah UTC plus atau minus. Hal ini membuat garis khayali yang menjadi garis penanggalan internasional tidaklah lurus, melainkan zig-zag.

Hal ini pula yang membuat Samoa menjadi salah satu negara yang merayakan Tahun Baru 2023 pertama, dan Samoa Amerika, yang berjarak sekitar setengah jam penerbangan, merayakan Tahun Baru paling akhir.

Di lain sisi, menurut Paul Eggert, ilmuwan komputer dari Universitas Los Angeles California, terdapat 38 zona waktu setempat yang digunakan di dunia. Beberapa di antaranya, dibanding UTC, memiliki selisih jam sekitar 30 atau 45 menit.

Di luar penghitungan zona waktu yang rumit, berikut kota dan negara yang paling awal merayakan Tahun Baru 2023: Kiribati, Samoa, Kepulauan Chatham, Selandia Baru, Chukotka dan Kamchatka Rusia, Sydney Australia.

Sementara beberapa negara yang merayakan Tahun Baru 2023 paling akhir adalah: Niue, Samoa Amerika, Pulau Baker dan Pulau Howland (teritori Amerika Serikat yang tak berpenghuni).

Baca Juga: Menolak Tegakkan Sandaran Kursi, Pria Ini Picu Baku Hantam dalam Pesawat


 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x