Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Rusia Bantah Tuduhan Hendak Lenyapkan Negara Ukraina: Barat Coba Merepresentasikan Kami Seperti Itu

Kompas.tv - 31 Desember 2022, 16:43 WIB
rusia-bantah-tuduhan-hendak-lenyapkan-negara-ukraina-barat-coba-merepresentasikan-kami-seperti-itu
Ilustrasi. Patung dada Taras Shevchenko, penyair sekaligus simbol nasional Ukraina, di depan rumah yang hancur akibat serangan Rusia di Desa Byshiv, barat Kyiv, 4 Maret 2022. Wakil Pertama Utusan Tetap Federasi Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky membantah tuduhan Moskow hendak melenyapkan Ukraina. (Sumber: Efrem Lukatsky/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

MOSKOW, KOMPAS.TV - Wakil Pertama Utusan Tetap Federasi Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dmitry Polyansky membantah tuduhan bahwa Moskow hendak melenyapkan Ukraina sebagai sebuah negara. Polyansky menyebut tuduhan itu disebarkan oleh pihak Barat.

Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri mengaku hendak memaksakan "demiliterisasi" dan "denazifikasi" Ukraina ketika meluncurkan invasi pada Februari silam.

Namun, kendati sudah menganeksasi empat provinsi, Kremlin mengaku ingin Ukraina bertahan sebagai negara.

Baca Juga: Ukraina Ungkap Keberhasilan Serang Kekuatan Rusia, Hancurkan Stasiun Radar dan Gudang Senjata

Polyansky menyebut tidak pernah ada pemimpin Kremlin yang menyatakan hendak menghapus Ukraina. Kata dia, penghancuran Ukraina bukanlah salah satu tujuan "operasi militer khusus" alias invasi.

"Ini lebih kepada musuh-musuh di Barat yang mencoba merepresentasikan posisi kami seperti itu (ingin menghancurkan Ukraina), menakuti orang-orang dengan mengatakan bahwa tujuan operasi khusus Rusia adalah menghancurkan Ukraina, menggempur bahasa Ukraina, untuk me-Rusifikasi-nya," kata Polyansky, Jumat (30/12/2022), dikutip TASS.

Polyansky menambahkan, tujuan Rusia adalah menciptakan kondisi Ukraina yang bersahabat bagi Moskow dan tidak menghadirkan ancaman militer. Ia pun mengulangi klaim Rusia bahwa Ukraina dikuasai neo-Nazi.

"Jawaban saya ini: Ukraina harus kembali dalam kondisi sebagai tetangga kami yang bersahabat, tempat tidak ada ancaman yang timbul."

"Itu bisa dipahami dengan cara berbeda: itu berarti ancaman militer, itu juga berarti ancaman dari pelanggaran hak-hak kompatriot kami, hak-hak mereka yang berbahasa Rusia (di Ukraina)," kata Polyansky.

"Ancaman itu juga muncul dari glorifikasi kriminal Nazi dan promosi ajaran-ajaran neo-Nazi. Itu juga ancaman yang saya kira perlu dilawan," lanjutnya.

Baca Juga: Tolak Ikut Perang di Ukraina, Warga Chechnya Kabur dari Rusia ke Bosnia



 




Sumber : TASS


BERITA LAINNYA



Close Ads x