Kompas TV nasional politik

Terkait Reshuffle Kabinet, Pengamat Nilai NasDem Paham Risiko Usung Capres yang Tak Disukai Istana

Kompas.tv - 26 Desember 2022, 17:43 WIB
terkait-reshuffle-kabinet-pengamat-nilai-nasdem-paham-risiko-usung-capres-yang-tak-disukai-istana
Ujang Komaruddin menilai Partai NasDem sudah memahami risiko yang mungkin terjadi jika mengusung calon presiden (capres) yang tidak disukai oleh kalangan Istana. (Sumber: Tangkapan layar tayangan KOMPAS TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, menilai Partai NasDem sudah memahami risiko yang mungkin terjadi jika mengusung calon presiden (capres) yang tidak disukai oleh kalangan Istana.

Penilaian itu disampaikannya saat dimintai tanggapan tentang isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan perombakan atau reshuffle kabinet.

"Ketika NasDem mencalonkan capres yang itu tidak disukai oleh kalangan Istana ya pasti punya risiko tersendiri dalam konteks politik,” jelas Ujang, Senin (26/12/2022), dikutip Kompas.com.

“Nasdem sudah tahu dan paham itu."

Ujang berpendapat, isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju kali ini tak lepas dari manuver Partai NasDem yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca Juga: NasDem Yakin Kadernya Tak Di-reshuffle Jokowi: Masa Kita Dibuang di Tengah Jalan?

"Kemungkinan reshuffle kali ini basisnya politik. Saya melihat reshuffle kali ini adalah persoalan deklarasi NasDem untuk Anies Baswedan," kata Ujang.

Menurut dia, jika reshuffle dilakukan atas dasar politik, faktor kinerja menteri tak akan dipertimbangkan lagi.

Artinya, meski seorang menteri bekerja dengan baik, bukan berarti dia tak akan diganti.

Begitu pula sebaliknya, meski seorang menteri berkinerja buruk tetapi tak memenuhi alasan politis untuk dicopot, posisinya bakal aman.

Meski saat ini Partai NasDem masih berada di barisan pemerintahan Presiden Jokowi, manuvernya mencalonkan Anies yang notabene dari kalangan kontra-Jokowi, diduga menyebabkan Kepala Negara tidak suka.

"Karena itu Jokowi tentu tidak suka, tidak senang dengan kondisi tersebut. Ketidaksukaan Jokowi itu kelihatannya akan berbuntut pada reshuffle kabinet," ucap Ujang.

Artinya, lanjut dia, reshuffle ini murni karena politik, bukan berbasis pada kinerja.

“Kalau berbasis kinerja ya banyak menteri-menteri yang akan terkena reshuffle karena banyak kinerjanya yang babak belur, biasa-biasa saja, tidak perform," tuturnya.


Baca Juga: Demokrat: Presiden Jokowi Mesti Berhati-hati Dalam Reshuffle Kabinet

Secara etika, lanjut Ujang, mencopot menteri karena alasan politik memang kurang etis, tetapi hal itu biasa terjadi dalam dunia politik.

Sebagaimana diketahui, isu reshuffle kembali mencuat baru-baru ini. Sebelumnya, Presiden Jokowi juga sempat melempar wacana reshuffle setelah NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres yang akan diusungnya.




Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x