Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Sebagian Warga Ukraina Majukan Perayaan Natal agar Tidak Berbarengan dengan Perayaan di Rusia

Kompas.tv - 26 Desember 2022, 05:05 WIB
sebagian-warga-ukraina-majukan-perayaan-natal-agar-tidak-berbarengan-dengan-perayaan-di-rusia
Imam Ukraina Rostyslav Korczak berbicara dalam misa Natal di Gereja Ortodoks di Bobrytsia, pinggiran Kiev, Ukraina, Minggu 25 Desember 2022. Warga Ukraina biasanya merayakan Natal pada 7 Januari, seperti halnya orang Rusia. Tapi tidak tahun ini, atau setidaknya tidak semua warga Ukraina. (Sumber: AP Photo/Felipe Dana)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

BOBRYTSIA, KOMPAS.TV — Warga Ukraina biasanya merayakan Natal pada 7 Januari, seperti halnya orang Rusia. Tapi tidak tahun ini, atau setidaknya tidak semua warga Ukraina.

Seperti laporan Associated Press, Minggu (25/12/2022), sebagian warga Ortodoks Ukraina memutuskan untuk melakukan perayaan Natal pada tanggal 25 Desember, seperti banyak umat Kristiani seluruh dunia.

Ya, ini ada hubungannya dengan perang, dan ya, mereka mendapat restu dari gereja setempat mereka.

Gagasan untuk merayakan Natal pada bulan Desember dianggap radikal di Ukraina hingga baru-baru ini, tetapi serangan Rusia mengubah banyak hati dan pikiran umat Ortodoks Ukraina.

Pada bulan Oktober, pimpinan Gereja Ortodoks Ukraina, yang tidak sejalan dengan gereja Rusia dan salah satu dari dua cabang Kristen Ortodoks di negara itu, setuju mengizinkan umat Kristen Ortodoks merayakan natal pada 25 Desember.

Pilihan tanggal punya nuansa politik dan agama yang jelas di negara dengan gereja-gereja Ortodoks saingan dan di mana sedikit revisi ritual dapat membawa makna yang kuat dalam perang budaya yang berjalan paralel dengan perang dan pertempuran.

Baca Juga: Pesan Natal Zelenskyy, Serukan Perjuangan untuk Kebebasan Ukraina

Warga Ukraina dalam misa di Gereja Ortodoks di Bobrytsia, pinggiran Kiev, Ukraina, Minggu 25 Desember 2022. Warga Ukraina biasanya merayakan Natal pada 7 Januari, seperti halnya orang Rusia. Tapi tidak tahun ini, atau setidaknya tidak semua warga Ukraina. (Sumber: AP Photo/Felipe Dana)

Bagi sebagian orang, perubahan tanggal melambangkan pemisahan dari Rusia, budayanya, dan agamanya. Orang-orang di sebuah desa di pinggiran Kiev baru-baru ini memilih untuk memajukan perayaan Natal mereka.

"Apa yang dimulai pada 24 Februari, serangan besar-besaran, adalah kebangkitan dan pemahaman bahwa kita tidak bisa lagi menjadi bagian dari semesta Rusia," kata Olena Paliy, seorang warga Bobrytsia berusia 33 tahun.

Gereja Ortodoks Rusia yang mengeklaim kedaulatan atas Ortodoksi di Ukraina, dan beberapa gereja Ortodoks Timur lainnya terus menggunakan kalender Julian kuno.

Natal jatuh 13 hari kemudian pada kalender itu, atau 7 Januari, daripada pada kalender Gregorian yang digunakan oleh sebagian besar gereja dan kelompok sekuler.

Gereja Katolik pertama kali mengadopsi kalender Gregorian modern yang lebih tepat secara astronomis pada abad ke-16, dan umat Protestan serta beberapa gereja Ortodoks sejak itu menyelaraskan kalender mereka sendiri untuk tujuan menghitung Natal.

Sinode Gereja Ortodoks Ukraina memutuskan pada bulan Oktober bahwa rektor gereja lokal dapat memilih tanggal tersebut bersama dengan komunitas mereka, dengan mengatakan keputusan tersebut mengikuti diskusi bertahun-tahun tetapi juga dihasilkan dari keadaan perang.

Di Bobrytsia, beberapa jemaat mempromosikan perubahan di dalam gereja lokal, yang baru-baru ini beralih menjadi bagian dari Gereja Ortodoks Ukraina, tanpa ikatan dengan Rusia.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x