Kompas TV nasional breaking news

Krimonolog Sebut Hasil Poligraf Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Cs Bisa Jadi Amunisi untuk Hakim

Kompas.tv - 14 Desember 2022, 17:49 WIB
krimonolog-sebut-hasil-poligraf-ferdy-sambo-dan-putri-candrawathi-cs-bisa-jadi-amunisi-untuk-hakim
Terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi mengikuti sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2022). (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, menyebut hasil tes uji kebohongan atau tes poligraf terdakwa kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J bisa menjadi amunisi untuk majelis hakim.

Sebagaimana telah diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, ahli poligraf Aji Febriyanto mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan poligraf terdakwa Ferdy Sambo (FS) dan Putri Candrawathi (PC) menunjukkan nilai minus atau berbohong.

"Kalau misalnya hakim yakin FS dan PC berbohong, lalu kemudian menggunakan ini (hasil pemeriksaan poligraf -red) sebagai dasar, dalam rangka mengejar pengakuannya pada saat nanti pemeriksaan terdakwa, bisa begitu kan," ujar Adrianus di Breaking News Kompas TV, Rabu (14/12/2022).

Ia menduga, hakim bisa saja akan lebih intens dalam menggali keterangan-keterangan terdakwa yang sebelumnya telah dinyatakan sebagai kebohongan dari uji poligraf.

Ia juga menilai, hasil uji poligraf atau lie detector itu bisa menjadi amunisi bagi hakim untuk lebih gencar dalam mencecar terdakwa yang telah diperkirakan berbohong.

"Jadi bisa saja ini menjadi satu amunisi baru bagi hakim," tegas dia.

Baca Juga: Ahli Balistik Tak Temukan Barang Bukti Sama Sekali Saat ke TKP Penembakan Brigadir J: Sudah Bersih

Ia juga menilai, perbedaan hasil uji poligraf dari lima terdakwa juga karena latar belakang mereka yang berbeda.

Menurut Adrianus, Putri Candrawathi mendapatkan skor negatif tertinggi karena ia tak terbiasa dengan hal-hal terkait hukum.

"PC ibu rumah tangga yang tidak terbiasa dengan hal-hal hukum, dia lebih merupakan ibu rumah tangga yang sederhana," ujarnya.

"Sehingga begitu kemudian, misalnya dia diminta berbohong maka langsung ketahuan bohongnya," imbuhnya.


Sementara itu, ia menilai Ferdy Sambo sebagai sosok yang lebih terbiasa dengan situasi-situasi yang tidak hitam-putih.

"Ferdy Sambo itu jauh lebih realistis, jauh lebih terbiasa dengan situasi-situasi keras yang tidak hitam-putih, maka dia lebih terbiasa untuk memakai pendekatan yang tidak hitam-putih, sehingga tidak kelihatan juga kalau misalnya dia berbohong," terangnya.

Baca Juga: Sambo dan Putri Terindikasi Bohong, Ahli Sebut Uji Poligraf Polri Belum Pernah Salah Nilai Jujur

Sebelumnya, ahli poligraf Aji Febriyanto menyatakan bahwa hasil pemeriksaan uji kebohongan terdakwa Ferdy Sambo mendapatkan nilai minus 8, sedangkan Putri Candrawathi minus 25.

“Untuk Bapak FS nilai total minus 8, PC minus 25. Untuk Kuat kita lakukan dua kali pemeriksaan, pertama adalah plus 9 yang kedua minus 13. Ricky kita lakukan dua kali juga, pertama plus 11 yang kedua plus 19. Untuk terdakwa Richard plus 13 satu kali (pemeriksaan),” ucap Aji di ruang sidang utama, PN Jakarta Selatan, Rabu (14/12/2022).

Baca Juga: Jawaban Ahli Soal Manipulasi Poligraf di Sidang Ferdy Sambo Cs: Terperiksa Berusaha Selamatkan Diri

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x