Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

China Lockdown Pabrik iPhone Terbesar di Dunia, Banyak Pekerja yang Kabur karena Susah Makan

Kompas.tv - 3 November 2022, 10:29 WIB
china-lockdown-pabrik-iphone-terbesar-di-dunia-banyak-pekerja-yang-kabur-karena-susah-makan
Kesibukan para pekerja di pabrik Foxconn, Kota Guiyang, Provinsi Guizhou, China, Rabu (28/8/2021). (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Banyak karyawan Foxconn yang melarikan diri dari penguncian wilayah atau lockdown di kompleks pabrik mereka. Pabrik di kawasan Zhengzhou itu adalah pabrik iPhone terbesar di dunia.

China menutup pabrik perusahaan asal Taiwan itu pada pertengahan Oktober lalu, seiring dengan peningkatan kasus virus corona di ibu kota Provinsi Henan. Di bawah kebijakan nol-Covid China, kota dan perusahaan diharapkan mengambil tindakan tegas untuk menghilangkan penularan virus.

Mengutip dari New York Times, Kamis (3/11/2022), ketika kasus Covid mulai terdeteksi di pabrik, Foxconn menutup fasilitas dari dunia luar, membatasi sekitar 200.000 pekerja di dalamnya.

Lockdown itu termasuk melarang makan di kafetaria pabrik, memaksa karyawan untuk mengambil rute yang panjang dan berliku dari asrama mereka untuk mengurangi kontak dengan orang lain, dan mengharuskan pengujian virus corona setiap hari dan pemeriksaan suhu.


 

Namun yang benar-benar mengkhawatirkan pekerja adalah testimoni yang muncul dari karyawan yang dikarantina setelah dinyatakan positif. Mereka sulit mendapat makan, perusahaan tidak selalu menyediakan makan untuk mereka, beberapa mengatakan mereka tidak mendapatkan makanan yang cukup atau tidak sama sekali, dan kekurangan kebutuhan lainnya.

Baca Juga: China Didesak Segera Tutup Seluruh Kantor Polisinya di Belanda, Ada Apa?

Ketika cerita-cerita ini menyebar di media sosial, pekerja lain memutuskan bahwa mereka lebih baik melarikan diri dari pekerjaan mereka daripada mengambil risiko tertular virus dan dipaksa dikarantina.

Dua pekerja yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada New York Times mereka takut akan pembalasan dari perusahaan, mengatakan ratusan pekerja telah meninggalkan pabrik.

Dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email, Foxconn menyebut langkah-langkah pandemi sebagai "pertempuran yang berkepanjangan" dan bersikeras bahwa para pekerjanya menerima tiga kali makan sehari.

Tetapi karyawan menuduh Foxconn melakukan respons Covid yang kacau dan terkadang tidak logis. Mereka mengatakan perusahaan telah mengirim pekerja yang dites positif virus corona ke pusat karantina bersama dengan kontak dekat mereka, bahkan ketika orang-orang itu dites negatif. Pada saat yang sama, kontak dekat lainnya diberitahu bahwa mereka harus terus bekerja.

Baca Juga: Indonesia Dibilang Didikte, Luhut Jabarkan Apa Saja Andil China dalam Perekonomian Dalam Negeri



Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x