Jawaban Tegas Jokowi saat Ditanya Kabar Pergantian Kapolri: Masih Pak Listyo Sigit Prabowo

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) saat ini masih dijabat oleh Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Sang Presiden juga menuturkan bahwa saat ini polisi masih bekerja keras dalam membantu dan melayani masyarakat. 

Adapun penegasan ini disampaikan Jokowi untuk menjawab keluhan masyarakat soal kinerja polri.

"Kalau dilihat di bawah, saya melihat polisi masih kerja keras untuk membantu masyarakat, melayani masyarakat, itu yang saya lihat," kata Presiden Jokowi disela-sela kunjungan kerjanya di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022). 

Jokowi kemudian dimintai tanggapan soal apakah sudah saatnya Kapolri saat ini yakni Jenderal Listyo Sigit Prabowo diganti. 

Terkait hal itu, Presiden memberi penegasan ihwal posisi Listyo Sigit Prabowo.

"Kapolrinya masih Pak Listyo Sigit Prabowo," tegas Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Jawab Isu Reshuffle Usai NasDem Usung Anies sebagai Capres di Pilpres 2024

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut pun enggan untuk mengomentarinya lagi.  Jokowi hanya tertawa saat ditanya kapan akan mengganti Listyo.

Selain itu, presiden juga dimintai tanggapan apakah sudah saatnya Kapolri saat ini diganti.

Lagi-lagi mantan Walikota Solo ini hanya tertawa saat ditanya kapan akan mengganti Listyo Sigit Prabowo dari kursi Kapolri.

Seperti diketahui, institusi Polri belakangan ini terus mendapatkan sorotan, mulai dari pembunuhan Brigadir J yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo hingga Tragedi Kanjuruhan, Malang yang menewaskan 132 orang.

Namun di tengah masalah yang terjadi, Presiden Jokowi pada Jumat besok (14/10) akan memanggil Kapolri beserta para jajaran petinggi Polri di Istana Kepresidenan, Jakarta. Namun,

Kepala Negara enggan menjelaskan apa yang akan dibahas dalam pertemuan pada Jumat besok.

"Besok didengarkanlah," jawab Jokowi.

Baca Juga: Kapolri Ungkap Kesalahan Fatal Tersangka Security Officer di Tragedi Kanjuruhan