Kompas TV internasional kompas dunia

Imbas Tragedi Kanjuruhan, New York Times Sorot Polisi Indonesia: Kurang Terlatih, Seolah Kebal Hukum

Kompas.tv - 4 Oktober 2022, 18:25 WIB
imbas-tragedi-kanjuruhan-new-york-times-sorot-polisi-indonesia-kurang-terlatih-seolah-kebal-hukum
Polisi menembakkan gas air mata dalam kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Barat, Sabtu (1/10/2022) malam. (Sumber: AP Photo/Yudha Prabowo)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Eddward S Kennedy

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan setidaknya 125 orang pada Sabtu (1/10/2022) lalu menjadi sorotan dunia. Ini adalah salah satu peristiwa paling berdarah dalam sejarah sepakbola. Tak sedikit pula yang menganggap Tragedi Kanjuruhan adalah Tragedi Kemanusiaan.

Salah satu media bergengsi dunia, The New York Times, sampai membuat laporan khusus yang menyorot peran polisi yang menembakkan gas air mata sehingga menimbulkan kekacauan. 

Dalam laporan berjudul Deadly Soccer Clash in Indonesia Puts Police Tactics, and Impunity, in Spotlight itu disebutkan pula bagaimana polisi Indonesia kerap melampaui batas dalam menghadapi kerusuhan dan seakan kebal hukum.

Ironisnya, semua itu terjadi ketika anggaran Polri terus naik.

Baca Juga: Kompolnas Sebut Polisi sudah Ngotot agar Laga Arema Vs Persebaya Digelar Sore, Ada Potensi Ricuh

“Selama bertahun-tahun, puluhan ribu orang Indonesia telah menghadapi kekuatan polisi yang korup menurut banyak orang, menggunakan kekuatan brutal untuk menghalau massa, dan tidak akuntabel kepada siapa pun,” demikian tulis New York Times, Senin (3/10/2022).

Menurut para ahli, Tragedi Kanjuruhan menunjukkan masalah sistematis yang menjangkiti kepolisian Indonesia. Banyak personel yang kurang terlatih dalam kontrol kerumunan kendati “sangat termiliterisasi.”

“Bagi saya, ini benar-benar fungsi kegagalan reformasi polisi di Indonesia,” kata Jacqui Baker, pakar ekonomi politik Universitas Murdoch Australia yang meneliti kepolisian di Indonesia.

Baca Juga: [FULL] Keputusan Hasil Investigasi Komdis PSSI atas Tragedi Kanjuruhan, Panpel dan Arema FC Disanksi

Baker menambahkan, selama lebih dari dua dekade, aktivis dan ombudsman telah menyelidiki berbagai tindakan polisi yang bermasalah. Namun, walaupun diteruskan ke pimpinan polisi, laporan mereka kerap berdampak kecil atau tidak berdampak sama sekali.

“Kenapa kita terus menghadapi impunitas (keadaan kebal hukum)? Karena tidak ada kepentingan politis untuk benar-benar membuat suatu pasukan polisi yang profesional,” tegas Baker.

Usai Tragedi Kanjuruhan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit sendiri berjanji akan mengusut tuntas peristiwa tersebut sesuai perintah Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Update Kasus Tragedi Kanjuruhan, Polri Periksa 29 Saksi dan Dalami 6 Titik CCTV

"Kami bersama tim akan melaksanakan pengusutan terkait dengan proses penyelenggaraan dan pengamanan laga tersebut," kata Listyo Sigit di Kanjuruhan, Minggu (2/10).

Per Senin (3/10), Polri pun telah memeriksa 28 personel kepolisian terkait Tragedi Kanjuruhan. Kapolres Malang Ajun Komisaris Besar Ferli Hidayat juga dicopot.

Akuntabilitas Cekak, Anggaran Membengkak



Sumber : Kompas TV/The New York Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x