Kompas TV bisnis kebijakan

BBM Belum Juga Naik, Ekonom: Sebetulnya Bolanya di Tangan Pak Jokowi, Tinggal Pertimbangan Politik

Kompas.tv - 1 September 2022, 21:12 WIB
bbm-belum-juga-naik-ekonom-sebetulnya-bolanya-di-tangan-pak-jokowi-tinggal-pertimbangan-politik
Petugas beraktivitas dengan latar depan nosel dan selang Pertalite RON 90 dan Pertamax RON 92 di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Selasa (21/7/2021). (Sumber: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/ss/aww)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sudah berlangsung lama dan semakin panas. Harga BBM subsidi, seperti Pertalite dan Solar diperkirakan naik dalam waktu dekat.

Namun, Kamis (1/9/2022), Pertamina mengumumkan harga Pertalite dan Solar berada di harga Rp7.650 per liter untuk Pertalite dan Solar Rp5.150 per liter.

Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri berpendapat, sebetulnya kajian yang diberikan oleh para menteri, termasuk dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah lengkap dan detail.

Baca Juga: Pengamat: Penurunan Harga BBM Nonsubsidi Hanya Gimik Agar Masyarakat Tak Panik

Menurutnya, saat ini keputusan untuk menaikkan harga BBM berada di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Jadi sekarang sebetulnya bolanya di tangan Pak Jokowi, sekarang pertimbangan politik,” kata Faisal dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Kamis.

Faisal menyinggung track record Jokowi yang mampu menaikkan BBM tanpa membuat inflasi kejut yang tidak terlalu besar.

“Inflasi itu naik belasan persen tahun 2004 masih era Ibu Mega, Pak SBY. Pak Jokowi punya pengalaman 2014, kan tajam juga, harga BBM Pak Jokowi tidak menunggu waktu lebih dari sebulan, Oktober, November dia naikkan, inflasi hanya naik dari 4,99 persen menjadi 8,367 persen,” papar Faisal.

“Kemudian kemiskinannya, 2005 tadi kemiskinannya naik dari 15,97 persen menjadi 17,75 persen. Kemiskinan yang naik tahun 2014 ke 2015, cuma dari 11,11 persen ke 11,18 persen,” sambungnya.


 

Baca Juga: Wacana Harga BBM Naik Kian Panas, Disambut Demo dan Panic Buying, Harga BBM Non Subsidi Justru Turun

Faisal memuji Jokowi karena telah melakukan persiapan yang menyeluruh sebelum menaikkan harga BBM pada masa itu. Dalam hal ini, masyarakat yang berada dalam ekonomi ke bawah menjadi lebih siap.

“Pak Jokowi keren karena menyiapkan bantalannya sehingga orang miskinnya siap, walaupun semua tidak tepat sasaran,” tegasnya.

Lantas, apa lagi yang harus ditunggu untuk menaikkan harga BBM?

Faisal teringat, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menunda-nunda kenaikan harga BBM. Bahkan, kala itu presiden mengadakan rapat bersama kabinet hingga 100 kali.

SBY tidak kunjung mengambil keputusan terkait kenaikan harga BBM sehingga beban ini diwariskan kepada Jokowi, yang menjabat sebagai presiden setelahnya.

Baca Juga: Sejumlah SPBU di Jakarta Penuh Antrean Kendaraan, Imbas Wacana Kenaikan Harga BBM Subsidi!

Menurutnya, keputusan yang ditunda-tunda ini justru akan membuat beban inflasi semakin berat. Namun, pemangku kepentingan harus memiliki kemampuan mengendalikan harga dan kemampuan mengendalikan kemiskinan, sebelum menaikkan harga BBM.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x