Kompas TV nasional peristiwa

1,3 Miliar Data Registrasi Kartu SIM Warga Indonesia yang Diduga Bocor Dijual Seharga Rp744 Juta

Kompas.tv - 1 September 2022, 14:46 WIB
1-3-miliar-data-registrasi-kartu-sim-warga-indonesia-yang-diduga-bocor-dijual-seharga-rp744-juta
Tangkapan layar dari situs yang menjual data 1,3 miliar data registrasi nomor kartu SIM warga Indonesia. (Sumber: Istimewa)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Data registrasi nomor kartu seluler warga Indonesia yang didaftarkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) diduga bocor dan dijual di forum peretas Breach Forums, Rabu (31/8/2022).

Peretas di forum dengan nama akun "Bjorka" menyatakan data tersebut berjumlah sekitar 1,3 miliar yang terdiri dari Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, provider, dan tanggal registrasi.

Miliaran jumlah data tersebut memiliki ukuran sebesar 87 gigabit dan dijual dengan harga 50.000 dolar AS atau sekitar Rp744 juta.

"Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang mewajibkan semua pengguna kartu SIM prabayar untuk mendaftarkan nomor teleponnya dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) yang masih berlaku. Periode pendaftaran dimulai dari 31 Oktober 2017. Kegagalan untuk melakukannya pada akhir batas waktu pendaftaran akan menyebabkan penghentian sementara layanan untuk nomor ponsel," tulis Bjorka memberikan pengantar isi data yang diretas tersebut, dikutip Kamis (1/9/2022).

Baca Juga: Telkom Bantah Data Pelanggan IndiHome Bocor: Yang Dijual di Forum Hacker Hasil Fabrikasi

Peneliti keamanan siber menyatakan data registrasi untuk nomor seluler tersebut valid. Data sampel dari penjual bisa diunduh secara bebas ketika mengunjungi lapak dari forum tersebut.

Afif Hidayatullah, peneliti keamanan dan pemburu celah keamanan internet telah melakukan tes acak berdasarkan data sumber yang bisa diunduh secara bebas. Ia mengatakan bahwa NIK dan nomor ponsel yang ada dalam data itu cocok.

"Saya sudah melakukan test random dengan sumber testing yang ada di public, dan saya memastikan bahwa NIK dan nomor HP yang tersebar itu benar," jelas Afif dikutip dari Kompas.com, Senin.

Afif kemudian melakukan pengecekan secara spesifik untuk membuktikan data yang diberikan peretas. Ia mencoba mencocokkan data NIK seseorang di wilayah Tangerang.


Penduduk di wilayah Tangerang, jelas Afif memiliki awalan kode "3671" yang mana "36" di awal merupakan kode untuk Provinsi Banten, dan "71" di belakang merupakan kode untuk Kota Tangerang.

 "Ketika saya cek salah satu sampel, terdapat NIK berikut '36711******' dengan nomor HP 62812****," jelas Afif menggunakan aplikasi GetContact.

"Dan ketika saya periksa lebih lanjut, ternyata pemilik NIK itu, yang bernama T** J***, sesuai dengan nama nomor HP yang ada di GetContact. Sehingga, saya dapat menyimpulkan data yang diberikan (peretas) masih valid," lanjut Afif.

Meski demikian, Afif belum bisa memastikan dari mana asal kebocoran data nomor ponsel ini. Ia hanya mengungkapkan bahwa data dari sampel yang ia jajal, valid dan sesuai jika dilacak.

Baca Juga: BIN Bantah Kabar Kebocoran Data Pribadi Pegawai: Data Diri Agen Bukan Nama Sesungguhnya

Praktisi keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menyebut data yang diduga bocor itu kemungkinan berasal dari registrasi nomor kartu SIM. Ia mengatakan data tersebut adalah data yang menyangkut nomor telepon dan provider.

"Kemungkinan besar memang itu dari data registrasi kartu SIM. Ada NIK, nomor telepon, provider telko. Jumlah datanya 1,3 juta dibagi 4 kolom sekitar 325 juta pendaftaran kartu SIM per 2020," kata Alfons dikutip dari Kompas.com.

Data yang bocor tersebut bisa disalahgunakan untuk mengeksploitasi pemilik nomor. Selain itu, data tersebut bisa digunakan untuk profiling.

"Ini kalau yang bocor big data, rentan digunakan untuk profiling pengguna seluler di Indonesia. Dan peta pengguna seluler di seluruh Indonesia yang bisa digunakan sebagai dasar pemetaan kependudukan lainnya," kata Alfons. 

 



Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x